Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Kolombia. (unsplash.com/flaviacarpio)
Bendera Kolombia. (unsplash.com/flaviacarpio)

Intinya sih...

  • Kolombia kecam pernyataan Trump

  • Ancaman Trump terkait serangan militer AS di Karibia

  • Pemerintah Kolombia anggap pernyataan Trump ancaman langsung

  • Presiden Petro balas tuduhan Trump dengan nada pedas

  • Kolombia protes operasi militer AS di Karibia

  • Petro mengecam serangan-serangan AS di Karibia

  • Insiden yang memicu amarah Petro adalah serangan pada Jumat pekan lalu yang menewaskan tiga orang

  • Aksi militer AS di Karibia telah menewaskan sedikitnya 32 orang sejak awal September

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kolombia memanggil pulang Duta Besarnya dari Amerika Serikat (AS) pada Senin (21/10/2025), menyusul memanasnya hubungan diplomatik kedua negara. Duta Besar Daniel Garcia-Pena diperintahkan kembali ke Bogota untuk berkonsultasi dengan Presiden Gustavo Petro.

Langkah tersebut diambil setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memutus semua bantuan keuangan serta menaikkan tarif perdagangan untuk Kolombia. Sebelumnya, Trump sempat menyebut Petro sebagai gembong narkoba.

1. Kolombia kecam pernyataan Trump

Ancaman Trump datang di tengah perselisihan kedua negara terkait serangan militer AS terhadap kapal yang dicurigai membawa narkoba di Karibia. Trump menuduh Bogota terlibat dalam perdagangan narkoba terlarang dan mengklaim Petro tidak berbuat banyak untuk menghentikannya

Pemerintah Kolombia menilai pernyataan Trump merupakan ancaman langsung terhadap kedaulatan nasional negaranya. Menteri Dalam Negeri Kolombia Armando Benedetti bahkan menganggap ancaman Trump sebagai tindakan invasi militer.

Presiden Petro membalas tuduhan Trump dengan nada pedas melalui media sosial X.

“Tuan Trump, Kolombia tidak pernah bersikap kasar kepada Amerika Serikat, tetapi Anda kasar dan bodoh terhadap Kolombia,” tutur Petro, dilansir CBC.

2. Kolombia protes operasi militer AS di Karibia

Petro mengecam serangan-serangan AS di Karibia, yang terjadi di perairan sekitar Kolombia dan Venezuela. Salah satu insiden yang memicu amarah Petro adalah serangan pada Jumat pekan lalu yang menewaskan tiga orang.

Petro menuduh pasukan AS telah melakukan pembunuhan dan melanggar kedaulatan. Dia menyebut korban yang terbunuh, seorang nelayan bernama Alejandro Carranza, berasal dari keluarga sederhana. Namun, AS mengklaim kapal itu terkait dengan kelompok pemberontak National Liberation Army (ELN).

Aksi militer AS di Karibia telah menewaskan sedikitnya 32 orang sejak awal September. Beberapa pengamat mempertanyakan legalitas serangan AS ini.

“Semua orang ini diledakkan tanpa kita mengetahui nama mereka, tanpa bukti kejahatan apa pun,” ujar Senator Republik Rand Paul, dilansir Al Jazeera.

3. Kolombia adalah salah satu penerima bantuan terbesar AS

Penarikan duta besar ini menandai titik terendah dalam hubungan Washington dan Bogota yang telah menjadi sekutu selama puluhan tahun. Analis memperingatkan perselisihan ini mengancam masa depan kerja sama keamanan dan kontra-narkotika kedua negara.

Kolombia adalah salah satu penerima bantuan AS terbesar di belahan Barat, dengan dana miliaran dolar AS dikirim sejak 1990-an untuk pemberantasan koka. Namun, aliran bantuan uang itu sudah dikurangi secara mendadak tahun ini setelah USAID ditutup.

AS juga merupakan mitra dagang utama Kolombia, yang menampung 35 persen dari total ekspor negara itu. Ancaman pengenaan tarif baru oleh Trump dapat berdampak signifikan pada negara pengekspor minyak, batu bara, kopi, dan pisang ini.

“Hubungan kedua negara berlangsung setiap hari, di mana pasukan keamanan keduanya bekerja sama dan berbagi informasi,” ujar Elizabeth Dickinson, dilansir The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team