Komen soal Limbah Fukushima, Menteri Perikanan Jepang Didesak Mundur

Jakarta, IDN Times - Menteri Perikanan Jepang Tetsuro Nomura meminta maaf karena telah mengatakan air limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik nuklir Fukushima, sebagai "air terkontiminasi". Dia juga menarik pernyataan tersebut pada Jumat (1/8/2023).
Akibat ucapanya itu, blok oposisi mendesak Nomura mundur. Pernyataan Menteri pertanian, Kehutanan dan Perikanan muncul ketika Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, berusaha untuk memperbaiki reputasi produk laut di sekitar prefektur timur laut Jepang usai pembuangan limbah Fukushima.
Istilah "air terkontaminasi" biasanya digunakan China yang sangat menentang pembuangan limbah Fukushima. Negeri Tirai Bambu itu juga melarang impor makanan laut dari sebagian besar Jepang.
"Sangat mengecewakan dia melontarkan pernyataan seperti itu. Saya sudah menginstruksikan Menteri Nomura untuk meminta maaf dan juga mencabut ucapannya," kata Kishida saat dimintai komentar pada Kamis (31/8/2023), dikutip Reuters.
1. Kishida meminta Nomura untuk mencabut pernyataannya
Pada Kamis, Kishida telah memerintahkan Nomura untuk meminta maaf. Kishida juga menyuruh menteri perikanannya itu untuk mencabut pernyataannya yang mengatakan air limbah Fukusihima terkontaminasi.
Sehari setelah pertemuan Kishida dan Nomura, menteri perikanan itu kemudian meminta maaf dan mecababut komentarnya. Nomura juga mengatakan bahwa dirinya tidak akan mengundurkan diri hanya karena masalah tersebut.
Jepang menyebut air yang dibuang ke laut dengan nama "air yang diolah ALPS". Istilah ini untuk membedakan dari air terkontaminasi yang disimpan dalam tangki di sekitar pembangkit listrik Fukushima.
ALPS merupakan singkatan dari Advanced Liquid Processing System atau sistem yang bertujuan menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif dari air, kecuali tritium, sebelum dilepaskan ke laut.