Dilansir dari Reuters, Perdana Menteri Jacinda Ardern yang tengah mendapatkan tekanan dari berbagai pihak terkait masalah ini, kemudian meluncurkan kebijakan pajak kepada investor dan spekulator. Namun kebijakan yang disahkan ini dianggap tidak berdampak banyak pada krisis tempat tinggal di Selandia Baru.
Bahkan tingginya ketimpangan yang didorong krisis hunian menjadi tantangan terbesar bagi Ardern dan pemerintahan yang dipimpin Partai Buruh Selandia Baru. Padahal pemimpin berusia 41 tahun tersebut sebelumnya sempat naik daun terkait keberhasilannya dalam menangani pandemik COVID-19.
Berdasarkan survei dari Newshub Reid Research Poll menyebutkan bahwa elektabilitas Ardern menurun 43 persen dan tutun 10 poin sejak Mei lalu. Sebaliknya dukungan kepada partai oposisi utama Partai Nasional naik hampir 29 persen.
PM Ardern juga membela pemerintahannya dan mengatakan jika situasi tempat tinggal saat ini sedang diusahakan untuk ditingkatkan demi memastikan semuanya mendapatkan rumah hangat. Ia juga berkata, "Ketika saya melihat laporan yang kita sudah mengusahakan 8.000 rumah siap huni, 18.000 dalam pembangunan. Kami akan meningkatkan secepat yang kami bisa."