Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera PBB (freepik.com/recstockfootage)
Ilustrasi bendera PBB (freepik.com/recstockfootage)

Intinya sih...

  • Konferensi PBB tentang Two-State-Solution ditunda, karena alasan logistik dan keamanan, serta beberapa perwakilan Palestina tidak dapat hadir.

  • Prancis dan Jerman tingkatkan keamanan menyusul perang Iran-Israel

  • Militer Prancis siap membantu melindungi mitra di Timur Tengah, termasuk Israel. Namun, mereka tidak akan mengambil bagian dalam serangan apa pun terhadap Iran.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan, konferensi tingkat tinggi PBB tentang Two-State-Solution (solusi dua negara) untuk Israel dan Palestina ditunda. Penundaan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.

Prancis dan Arab Saudi akan menjadi ketua bersama konferensi yang diselenggarakan oleh Majelis Umum PBB di New York pada 17-20 Juni. Macron termasuk di antara para pemimpin yang dijadwalkan hadir.

Macron mengatakan, konferensi dua negara ditunda karena alasan logistik dan keamanan, dan karena beberapa perwakilan Palestina tidak dapat hadir di acara tersebut. Dia bersikeras bahwa konferensi itu akan diadakan secepat mungkin dan bahwa dia sedang berdiskusi dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman tentang tanggal baru.

“Penundaan ini tidak mempertanyakan tekad kami untuk terus maju dengan penerapan solusi dua negara, apa pun situasinya,” tegas Macron, dikutip dari Euronews, Minggu (15/6/2025).

1. Konferensi untuk akui Palestina sebagai negara merdeka

ilustrasi bendera Palestina (Makbula Nassar, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Salah satu tujuan konferensi PBB ini adalah untuk meningkatkan jumlah negara yang mengakui wilayah Palestina sebagai negara merdeka. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menolak pembentukan negara Palestina, dan Israel menolak untuk berpartisipasi dalam konferensi tersebut.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga telah mengirim nota yang melarang pemerintah di seluruh dunia menghadiri konferensi tersebut. Dilaporkan bahwa nota tersebut memperingatkan negara-negara bahwa setiap tindakan anti-Israel yang diambil setelah konferensi, dapat diikuti oleh konsekuensi diplomatik dari Washington.

Macron menekankan bahwa tujuannya adalah negara Palestina yang didemiliterisasi yang mengakui keberadaan dan keamanan Israel. “Setiap negara seperti itu akan mengecualikan pemimpin Hamas,” katanya.

2. Prancis dan Jerman tingkatkan keamanan menyusul perang Iran-Israel

Macron dan Prabowo Diatas Kendaraan Militer

Setelah serangan Israel terhadap Iran pada Jumat (13/6/2025), Macron mengatakan, pasukan militer Prancis di seluruh Timur Tengah siap membantu melindungi mitra di kawasan tersebut, termasuk Israel. Namun, mereka tidak akan mengambil bagian dalam serangan apa pun terhadap Iran.

“Risiko langkah Iran menuju senjata nuklir ini mengancam kawasan, Eropa, dan secara umum stabilitas politik kolektif,” ujar Macron.

Sekolah-sekolah Prancis, tempat-tempat ibadah, gedung-gedung publik, festival dan pertemuan publik, serta tempat-tempat menarik bagi komunitas Prancis, Israel, Amerika, dan Yahudi semuanya menjadi fokus seruan untuk keamanan yang lebih ketat yang disampaikan oleh menteri dalam negeri Prancis Bruno Retailleau hari ini.

Dalam sebuah surat yang dilihat oleh Euronews yang ditujukan kepada menteri pertahanan, kepala angkatan darat, polisi, dan kepala keamanan lainnya, Retailleau, disebutkan bahwa memburuknya situasi di Timur Tengah setelah serangan Israel terhadap Iran mengharuskan penerapan tindakan segera untuk meningkatkan keamanan di Prancis.

Selain menyerukan peningkatan kehadiran polisi dan kewaspadaan ekstra, catatan itu juga menyerukan upaya untuk melacak individu, terutama warga Iran atau mereka yang memiliki hubungan dengan Iran, yang sudah menjadi perhatian otoritas Prancis dalam konteks anti-radikalisasi.

Setelah bersidang dengan kabinet keamanannya, Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan, Jerman juga akan meningkatkan perlindungan terhadap aset-aset Israel dan situs-situs Yahudi.

Sementara Merz menekankan “hak Israel untuk melindungi keberadaannya dan keamanan warganya,” ia juga meminta kedua belah pihak untuk menahan diri dari eskalasi lebih lanjut.

3. Perang Iran-Israel

Israel lakukan serangan ke Iran pada Jumat (13/6/2025). (Majid Asgaripour/WANA)

Israel melancarkan serangan militer yang dijuluki Operasi “Rising Lion" ke wilayah Iran pada Jumat (13/6/2025). Serangan tersebut dikonfirmasi telah menewaskan sejumlah komandan militer senior dan ilmuwan nuklir terkemuka Iran. 

Di antara korban tewas adalah Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, perwira militer dengan pangkat tertinggi di Iran. Bagheri yang merupakan posisi militer paling senior di negara itu, bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan dan mengoordinasikan seluruh cabang militer, meliputi Angkatan Darat reguler atau Artesh dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

Selain itu, ada juga Mayor Jenderal Hossein Salami menjabat Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Posisi ini menempatkannya sebagai salah satu figur paling berkuasa di negara tersebut. Ia mengepalai sayap militer terkuat di negara itu sejak 2019 dan melapor secara langsung kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Editorial Team