Konflik di Tigray telah menimbulkan permusuhan etnis mereka warga Tigray menurut penyelidikan Reuters bulan Mei 2021, telah ditangkap, dilecehkan, dipecat atau diskors dari pekerjaan mereka, atau rekening tabungan mereka dibekukan sementara.
Melansir dari Reuters, Blinken dalam pengumuman hari Minggu juga menyampaikan AS mendesak pemerintah Ethiopia untuk memenuhi komitmen publik untuk meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran dan pelanggaran hak asasi manusia, untuk melindungi warga sipil, dan untuk memastikan akses kemanusiaan tanpa hambatan. Blinken juga mendesak. "Pemerintah Eritrea untuk memenuhi komitmen publiknya dan segera mengembalikan pasukannya ke wilayah Eritrea yang diakui secara internasional."
Saat ini tekanan dari pihak internasional semakin ditujukan kepada pemerintah Ethiopia untuk menunjukkan tanggung jawab karena laporan kekejaman di Tigray meningkat. UE telah menangguhkan pembayaran dukungan anggaran di tengah laporan pemerkosaan geng brutal, pembunuhan massal warga sipil dan penjarahan luas di wilayah utara.
Ethiopia mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia dan baik Ethiopia maupun Eritrea telah menjanjikan penarikan pasukan Eritrea. Namun, permintaan itu telah dilakukan berulang kali dan pasukan Eritrea masih tetap berada di Tigray.
Pada 21 Mei 2021 Ethiopia untuk pertama kalinya menuduh pasukan dari tetangganya Eritrea membunuh 110 warga sipil dalam konflik di Tigray.