Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kondisi Sudan saat ini. (dok. Twitter @RSFSudan)
Kondisi Sudan saat ini. (dok. Twitter @RSFSudan)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 528 orang telah tewas dan lebih dari 4.200 orang terluka sejak konflik antara militer Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pecah pada 15 April 2023 lalu. Konflik tersebut lalu menyebar ke wilayah Darfur.

Koneksi internet di Sudan juga dilaporkan diputus total. Meski ada pengumuman gencatan senjata, namun tembakan dan ledakan masih terdengar di penjuru Ibu Kota Khartoum.

Selain internet diputus, masyarakat lokal maupun asing yang masih berada di Sudan juga mengaku kesulitan mencari makanan.

1. Gencatan senjata diperpanjang

Konflik Sudan, 24 April 2023. (dok. Istimewa)

Dilansir Al Jazeera, Selasa (2/5/2023), militer Sudan dan paramiliter RSF bakal memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam lagi mulai kemarin. Gencatan senjata selama 72 jam putaran kedua sedianya telah berakhir pada Minggu malam kemarin.

Dua kali gencatan senjata sebelumnya dinilai tak berpengaruh banyak karena tembakan dan ledakan masih terdengar di ibu kota Khartoum.

2. Pasukan RSF menyebar ke penjuru kota

Kondisi Sudan di tengah konflik RSF dan militer. (dok. Twitter @UNHumanRights)

Pertempuran di Khartoum sejauh ini dilaporkan membuat pasukan RSF menyebar ke seluruh kota.

Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), setidaknya hampir 1.000 warga Amerika sudah meninggalkan Sudan. Sementara itu, Indonesia telah berhasil mengevakuasi 949 WNI dari Sudan.

3. Perang saudara antara militer dan RSF

Militer Sudan di kota Khartoum untuk berjaga-jaga terhadap gelombang aksi protes terhadap kudeta yang dilakukan pihak militer. (twitter.com/AJ+)

Kedua belah kubu ini mulanya adalah sekutu. Pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan pemimpin RSF Jenderal Mohammed Hamdan ‘Hemedti’ Dagalo kini menjadi rival.

Pada Oktober 2021, al-Burhan dan Hemedti mengatur kudeta. Mereka menghentikan pemerintahan transisi pascapenggulingan Omar al-Bashir pada 2019. Al-Burhan merupakan tentara karir dari pemerintahan, sementara Hemedti merupakan pejuang demokrasi dan hak rakyat Sudan.

RSF sendiri dibentuk pada 2013 silam. Awalnya mereka dituding sebagai milisi Janjaweed yang melakukan kejahatan HAM di Darfur, selama konflik tahun 2000-an.

Pemerintah menggunakan Janjaweed untuk membantu militer menghentikan pemberontakan. Pada 2017, UU yang melegitimasi RSF sebagai pasukan keamanan independen disahkan. Meski menjadi sekutu dari Omar al-Bashir, Hemedti juga mengambil bagian ketika menggulingkan al-Bashir dari kursi presiden pada 2019.

Editorial Team