Sejumlah misil ditembakkan dalam foto tanpa tanggal yang dirilis oleh Agensi Berita Sentral Korea (KCNA) pada pada 9 Maret 2020. ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS
Perbedaan mencolok antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin terlihat jelas saat ini. Ketika Seoul berupaya mengurung dan menekan penyebaran virus corona dengan berbagai cara, Pyongyang justru lebih fokus pada militerisme.
Korea Utara mengklaim tidak ada kasus COVID-19 di negara mereka karena sikap gesit pemerintah, seperti menutup perbatasan dengan Tiongkok dan mengarantina 10.000 orang per bulan di berbagai lokasi.
Donga, koran Korea Selatan, melaporkan ada lebih dari 100 tentara Korea Utara yang bertugas di perbatasan meninggal secara mencurigakan sejak akhir Februari. Mereka diduga tewas akibat terinfeksi virus corona tapi tidak mendapatkan perawatan yang memadai.
Sedangkan sejak Januari Korea Selatan mengumpulkan 20 perusahaan medis untuk meminta mereka memproduksi alat tes virus corona. Sekitar sebulan, seluruh alat tes didistribusikan ke lokasi-lokasi yang membutuhkan. Penangangan Korea Selatan pun mendapatkan banyak pujian dari dunia internasional. Negara itu melaporkan lebih dari 10.000 kasus dan 222 kematian.