Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol (instagram.com/sukyeol.yoon)
Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol (instagram.com/sukyeol.yoon)

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) akhirnya mengirim pesawat militer untuk mengevakuasi warganya dari Sudan. Saat ini, konflik di Sudan antara militer dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) masih memanas, menyusul gagalnya gencatan senjata.

Dilansir Yonhap, Sabtu (22/4/2023), Korsel mengirim satu pesawat militer dengan 50 personel termasuk petugas keamanan medis berangkat ke Djibouti, kemarin.

Pasalnya, bandara internasional Sudan yang terletak di Khartoum kini ditutup sejak meletusnya konflik sepekan lalu.

1. Ada 25 warga Korsel di Sudan

Menurut data terbaru, ada 25 warga Korsel yang berada di Sudan. Pesawat angkut Korsel untuk sementara bersiaga di pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Djibouti.

“Pesawat angkut dan pasukan kami direncanakan siaga di pangkalan militer AS di Djibouti. Kami memprioritaskan evakuasi,” sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.

2. Peringatan perjalanan level 4 ke Sudan

Selain itu, Korsel juga menaikkan peringatan perjalanan ke Sudan menjadi level 4 atau level tertinggi dalam travel warning negara tersebut.

Negara lain, termasuk Indonesia, juga kini sedang siaga dan mempersiapkan evakuasi warganya.

3. Konflik masuk ke hari ketujuh

Konflik antara militer dan RSF sendiri pecah pada 15 April 2023 lalu. Ibu kota Khartoum dilaporkan memanas, pun beberapa kota lainnya, termasuk Darfur.

Setidaknya 300 orang telah tewas dan lebih dari 3 ribu orang terluka akibat konflik bersenjata ini.

RSF mengumumkan gencatan senjata kemanusiaan selama 72 jam sejak Jumat 21 April 2023 pukul 06.00 pagi waktu setempat. Namun, sejumlah laporan mengatakan tembakan dan ledakan masih terdengar di sejumlah sudut kota, terutama Khartoum.

Editorial Team