Anggota parlemen Korsel, Lee Seong Kweun, mengatakan bahwa dia telah bertemu pejabat intelijen. Dia menjelaskan tingginya jumlah korban Korut terkait lingkungan medan perang yang tidak familiar.
Dilansir The Guardian, selain itu, pasukan Pyongyang disinyalir digunakan sebagai unit penyerang garis depan yang dapat dikorbankan. Mereka juga dinilai kurang memiliki kemampuan dalam melawan serangan pesawat nirawak.
Dalam penjelasannya, Lee menyebutkan beberapa korban tentara Korut disebabkan serangan rudal dan serangan pesawat nirawak milik Kiev. Beberapa lainnya adalah kecelakaan ketika latihan.
Pyongyang dan Moskow telah memperkuat hubungan militer sejak Rusia menginvasi Ukraina. Keduanya menandatangani pakta pertahanan pada Juni dan berlaku bulan ini.
Para pengamat melihat, pemimpin Korut, Kim Jong Un, ingin mendapat teknologi canggih dari Rusia dan pengalaman tempur untuk pasukannya.