Bendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)
Peluncuran satelit yang gagal itu dilakukan pada hari pertama dari delapan hari pertemuan ketiga tetangganya di Seoul. Beberapa pengamat mengatakan, langkah itu sengaja untuk meredam pertemuan Seoul-Beijing-Tokyo dan menyatakan ketidaksenangannya terhadap tindakan China.
Pada Senin, Kementerian Luar Negeri Korut mengecam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Li, Yoon dan Kishida, menyebut mereka ikut campur urusan dalam negerinya. Kementerian juga mempermasalahkan pernyataan bersama yang mengatakan ketiga pemimpin tersebut menekankan kembali posisi mereka saat ini mengenai isu denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Meskipun sebagian besar kritik ditujukan terhadap musuh utamanya, yaitu Korsel, tapi sangat jarang mengecam pernyataan yang ditandatangani oleh China.
Kim Jong Un, pemimpin tertinggi Korut disebut telah meyakini gagasan “Perang Dingin baru” dan berupaya meningkatkan hubungan dengan China dan Rusia untuk membentuk front persatuan melawan Amerika Serikat (AS), sehingga diplomasi Beijing dengan kedua sekutu AS dianggap sebagai perkembangan yang mengganggu.
Fokus utama Kim dalam beberapa bulan terakhir adalah meningkatkan kerja sama militer dengan Moskow. Kim telah berkunjung ke pusat peluncuran ruang angkasa paling modern di Rusia pada bulan September, di mana Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk membantu Pyongyang membangun satelit. Para ahli dari Rusia telah mengunjungi Korut untuk membantu program satelit dan roket luar angkasa.
China, yang lebih sensitif mengenai reputasi internasionalnya, ikut bergabung dengan Rusia dalam menghalangi upaya yang dipimpin AS di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperketat sanksi terhadap Korut, tapi kurang berani dan terbuka dalam mendukung upaya “Perang Dingin baru” Kim.