Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) menepis spekulasi bahwa kelompok militan Hamas menggunakan senjatanya dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.

Kantor berita resmi Korut, KCNA, merilis pernyataan dari Ri Kwang-song, seorang analis urusan internasional, yang menerbitkan sebuah artikel tentang perang tersebut yang bertajuk 'Krisis saat ini di Timur Tengah menandakan kemunduran strategis yang lebih besar bagi Amerika Serikat (AS)'.

Secara khusus dan eksplisit, Ri membantah laporan dan analisis media yang mengklaim bahwa Hamas menggunakan senjata buatan Pyongyang, termasuk roket fragmentasi dengan daya ledak tinggi F-7 85mm dalam serangan mendadak terhadap Israel yang dimulai pada 7 Oktober lalu.

"Apa yang tidak bisa diabaikan adalah bahwa AS berulang kali menggunakan plot dan propaganda jahat dan usang terhadap Korut untuk secara paksa mengaitkan krisis Timur Tengah baru-baru ini dengan kita," kata Ri pada Jumat (13/10/2023), dikutip dari Korea Herald.

1. Korut menyebut tuduhan AS tidak berdasar

Ri juga menambahkan bahwa Washington mengarang tuduhan palsu terhadap Pyongyang,  serta organisasi media dan pakar palsu pemerintah AS menyebarkan rumor tak berdasar bahwa senjata Korut digunakan dalam serangan tersebut.

Dilansir KBS World, Pernyataan itu muncul setelah Radio Free Asia, outlet media yang berbasis di Washington, melaporkan rekaman video yang diduga berasal dari Hamas. Dalam video itu, terlihat seorang militan membawa peluncur roket yang diduga berasal dari Pyongyang.

Meski begitu, masih belum jelas mengenai keterlibatan Pyongyang secara langsung dalam memasok senjata tersebut ke Hamas. Diperkirakan juga, senjata tersebut diberikan melalui transaksi yang melibatkan negara lain.

2. Korut menuding AS adalah pihak yang bertanggung jawab

Bendera Amerika Serikat. (Pexels.com/Brett Sayles)

Dalam pernyataannya, Korut, yang mengakui Palestina sebagai negara merdeka pada 1988 namun tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara, menegaskan bahwa AS adalah akar utama konflik yang sedang berlangsung saat ini antara Hamas dan Israel.

"Masyarakat internasional telah menyimpulkan bahwa akar penyebab terjadinya situasi ini adalah AS, yang menerapkan kebijakan paling reaksioner terhadap Timur Tengah dengan secara terbuka menyembunyikan dan mendukung sekutunya yang secara tidak sah menduduki wilayah Palestina dan tanpa perasaan melanggar hak-hak rakyat Palestina," bunyi pernyataan tersebut.

Korut mengklaim bahwa perang yang terjadi saat ini antara Hamas dan Israel mengungkapkan keterbatasan strategi hegemonik Washington, yang bergantung pada penguatan hubungan dengan sekutu dan negara mitra untuk pembentukan tatanan internasional berbasis aturan.

Awal pekan ini, media pemerintah Korut menyalahkan Israel karena menyebabkan pertumpahan darah di Gaza.

3. Pendapat para ahli mengenai keterlibatan Korut dalam konflik di Palestina

Masjid Al-Aqsa merupakan salah satu situs suci bagi umat Muslim, yang berada di kompleks Haram al-Sharif/Temple Mount di Kota Tua Yerusalem. (unsplash.com/Raimond Klavins)

Menurut Bruce Bechtol, seorang profesor di Angelo State University di Texas, ada laporan bahwa Hamas menggunakan F-7 selama beberapa tahun. Hal ini diungkapkannya berdasarkan penelitian tentang penjualan senjata Pyongyang.

"Ini bisa berupa pasokan baru atau dari pengiriman sebelumnya sejak tahun 2009," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa senjata tersebut kemungkinan besar dikirim secara tidak langsung ke Hamas dari Korut melalui Iran atau Suriah, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, menurut peneliti Eropa, Joost Oliemans Stijn Mitzer, F-7 mudah dibedakan dari RPG serupa melalui pita merah di sekitar hulu ledak. Pita tersebut terlihat dalam foto yang dibagikan oleh Angkatan Pertahanan Israel, juga akun media sosial lainnya.

Situs analisis militer terkemuka, Orxy, mengatakan bahwa saat konfrontasi bersenjata dengan Israel pada Mei 2021, Hamas dilaporkan menggunakan roket F-7 dan sejumlah rudal anti-tank Bulsae-2 Korut.

Pyongyang memiliki sejarah panjang dalam memproduksi dan mengekspor senjata ke Timur Tengah. Pada 2009, Thailand mencegat senjata Korut yang ditujukan untuk Hamas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team