Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi serangan rudal balistik (unsplash.com/Maciej Ruminkiewicz)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke arah Laut Timur pada Kamis (16/3/2023). Peluncuran dilakukan beberapa jam sebelum pertemuan antara presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. 

Hal tersebut dikonfirmasi Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) dan menegaskan kembali bahwa sekutu akan memperkuat postur pertahanannya untuk melawan setiap ancaman dan provokasi Pyongyang.

"Otoritas intelijen Korsel dan AS sedang melakukan analisis komprehensif dengan mempertimbangkan gerakan baru-baru ini terkait program pengembangan rudal Korea Utara," bunyi pernyataan JCS, dikutip Yonhap. 

1. Korut luncurkan serangkaian tes rudal sepekan terakhir

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, rudal Korut terbang sekitar 70 menit, menempuh jarak sekitar 1.000 km dengan ketinggian maksimum sekitar 6.000 km, sebelum akhirnya jatuh ke perairan di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang, sekitar 250 km dari Pulau Oshima-Oshima.

Kementerian menambahkan, rudal tersebut ditembakkan dengan sudut tinggi untuk menghindari wilayah negara lain.

Dilansir Associated Press, peluncuran rudal kali ini merupakan yang ketiga dalam sepekan. Sebelumnya, Pyongyang telah menembakkan rudal jelajah kapal selam dan rudal balistik jarak pendeknya ke laut timur sebagai tanggapan terhadap latihan militer sekutu. 

"Kami mengutuk keras serangkaian peluncuran rudal balistik Korea Utara sebagai tindakan provokasi signifikan yang merusak perdamaian dan stabilitas tidak hanya di Semenanjung Korea, tetapi juga di komunitas internasional, dan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB," kata JCS. 

2. Agresivitas Korut dilatarbelakangi kerja sama keamanan sekutu

Editorial Team

Tonton lebih seru di