Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti. (x.com/albinkurti)
Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti. (x.com/albinkurti)

Intinya sih...

  • Perdana Menteri Kosovo menuding Serbia memprovokasi dengan mengirimkan tentara di perbatasan.
  • Kosovo mencabut larangan impor produk Serbia dan meningkatkan penjagaan bea cukai untuk atasi penyelundupan senjata.
  • Tentara Serbia ditempatkan dekat perbatasan Kosovo, menyulut ketegangan antar-negara dan ancaman kekerasan antar-etnis di Kosovo Utara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti, pada Minggu (13/10/2024), menuding Serbia kembali memprovokasi negaranya dengan mengirimkan pasukan di perbatasan. Ia menyebut aksi ini sebagai bagian dari serangan hybrid Serbia untuk menekan Kosovo. 

Pekan lalu, Kosovo sudah mencabut larangan impor produk Serbia setelah diberlakukan selama lebih dari setahun. Pembukaan ini dibarengi dengan meningkatkan penjagaan dari petugas bea cukai di perbatasan untuk menanggulangi penyelundupan senjata. 

1. Kurti sebut tentara Serbia ditempatkan di wilayah dekat dengan perbatasan

Kurti mengemukakan bahwa tentara Serbia sudah ditempatkan di Desa Kamenica yang hanya berjarak 50 meter dari perbatasan Kosovo. Ia menyebut aksi itu untuk memanaskan tensi kedua negara. 

"Serbia kembali memprovokasi dengan memindahkan tentaranya sekitar 50 meter dari garis perbatasan Kosovo, tepatnya di Desa Kamenica. Aparat keamanan Kosovo sudah mendeteksi pergerakan provokatif tentara Serbia yang memang berfungsi memanaskan tensi," terang Kurti, dikutip Koha

Ia menambahkan bahwa penerjunan tentara Serbia di dekat perbatasan Kosovo ini adalah pelanggaran dari Belgrade yang bertujuan menyulut instabilitas di kawasan Balkan Barat. Ia mengatakan akan mengawasi ketat dalam memastikan keamanan di perbatasan. 

Kurti mengungkapkan bahwa Kosovo akan terus mengarah pada integrasi Euro-Atlantik dan akan terus berhati-hati dengan perkembangan kondisi di perbatasan Serbia saat ini.

2. Serbia klaim tentaranya hanya mencegah penyelundupan kayu

Tank milik militer Serbia. (instagram.com/nebojsastefanovic)

Kementerian Pertahanan Serbia mengatakan bahwa pernyataan Kurti adalah sebuah kampanye disinformasi. Ia menyebut pengerahan tentara di perbatasan ini adalah upaya untuk menekan penyelundupan kayu. 

"Tentara Serbia berada di zona aman untuk melakukan aksi rutin dalam mengamankan batas administrasi dan mengontrol area tersebut. Ini sesuai dalam kesepakatan teknis-militer dan lainnya," tuturnya, dikutip N1.

Kemhan Serbia menambahkan, para penyelundup sudah melakukan penebangan ilegal di Serbia bagian tengah dan bersembunyi di Kosovo. Pihaknya menyebut saat ini penyelundupan kayu adalah bisnis ilegal yang sangat menguntungkan.  

Pihaknya mengungkapkan, aparat kepolisian Kosovo tidak memiliki peran untuk mengamankan perbatasan sesuai dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 1244 dan tidak mengenal pasukan yang menjaga selain KFOR dan Serbia. 

3. KFOR sebut situasi di Kosovo Utara masih rawan

Pasukan KFOR di Kosovo Utara. (twitter.com/NATO_KFOR)

Komandan Pasukan NATO di Kosovo (KFOR), Laksamana Stuart B Munsch mengatakan bahwa situasi di Kosovo Utara masih rawan dan belum stabil. Ia menyebut terdapat ancaman pecahnya kekerasan antar-etnis di area tersebut. 

"Retorika politik semakin memanas di Kosovo yang didorong oleh sejumlah pasukan non-pemerintah yang mengancam pecahnya aksi kekerasan seperti yang terjadi pada tahun lalu. Saya dapat mengatakan konflik terancam ada kembali," tuturnya, dilansir Reuters

Ia menambahkan agar jembatan di atas Sungai Ibar yang menghubungkan Mitrovica Utara dan Selatan tetap ditutup. Ia menyarankan supaya masalah pembukaan jembatan ini diselesaikan melalui dialog antara Belgrade-Pristina. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team