Jakarta, IDN Times - Presiden Kosta Rika, Rodrigo Chaves, pada Rabu (11/5/2022) telah mengumumkan keadaan darurat di negaranya menyusul kasus serangan siber yang tak kunjung berhenti. Bahkan, kejadian ini berlangsung hanya beberapa hari setelah pelantikannya pada Minggu kemarin.
Serangan siber di Kosta Rika diketahui sudah berlangsung sejak pertengahan April lalu dan telah menargetkan sistem komputer pemerintah. Atas hal itu, mantan Presiden Carlos Alvarado menyebut geng ransomeware tengah berupaya merusak kestabilan negara di tengah transisi pemerintahan.
"Serangan siber kali ini tidak bertujuan untuk mencari uang, tapi berupaya untuk mengancam kestabilan negara di tengah transisi pemerintahan. Mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka mau," tutur Alvarado, dikutip Reuters.