Krisis Listrik, Afsel Umumkan Darurat Bencana Energi

Jakarta, IDN Times - Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa, pada Kamis (9/2/2023) malam, mengungkapkan bahwa negaranya berada dalam darurat bencana. Khususnya terkait krisis energi yang telah melanda Afrika Selatan (Afsel) dalam beberapa waktu terakhir.
Pemadaman bergilir telah mengancam eksistensi perekonomian, bahkan tatanan sosial. Deklarasi darurat bencana energi memungkinkan pemerintah Afsel membebaskan layanan penting seperti rumah sakit dari pemadaman listrik.
1. Keadaan luar biasa membutuhkan tindakan luar biasa
Penyedia energi Afsel, Eskom, sebelumnya telah mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tua di negeri itu tidak dapat memenuhi permintaan energi. Perusahaan telah melakukan pemadaman bergilir terjadwal yang berdampak pada hampir semua penduduk yang berjumlah sekitar 60 juta orang.
Pada Kamis, dilansir Associated Press, Presiden Ramaphosa mengumumkan keadaan bencana dan meminta untuk melakukan penanganan segera atas krisis listrik yang parah itu.
"Keadaan luar biasa membutuhkan tindakan luar biasa. Krisis energi merupakan ancaman eksistensial bagi perekonomian dan tatanan sosial kita," kata Ramaphosa.
Deklarasi bencana itu dilakukan ketika Afsel secara terjadwal melakukan pemadaman listrik hingga delapan jam per hari. Pemadaman itu berdampak pada rumah tangga, pabrik, dan bisnis di seluruh negara.