Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, IDN Times – China telah dilanda krisis energi parah, membuat banyak wilayah di negara itu mengalami pemadaman listrik besar-besaran dan produksi industri di wilayah-wilayah utama di ekonomi terbesar kedua di dunia itu lumpuh.

The Guardian melaporkan pada Rabu (29/9/2021) bahwa ada sekitar 20 provinsi mengalami krisis sampai tingkat tertentu, dengan pabrik-pabrik tutup sementara atau beroperasi dengan jam kerja yang pendek. Para pemilik toko terpaksa menyalakan lilin di toko mereka, dan ada laporan bahwa jaringan seluler tidak berfungsi setelah pemadaman selama tiga hari melanda tiga provinsi di timur laut.

1. China andalkan batu bara

Ilustrasi tongkang angkut batu bara. IDN Times/Mela Hapsari

Akibat kondisi genting ini, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) telah secara resmi mendesak perencana ekonomi lokal, administrasi energi dan perusahaan kereta api untuk meningkatkan transportasi batu bara untuk memenuhi permintaan selama musim dingin.

“Setiap perusahaan kereta api harus memperkuat transportasi batu bara ke pembangkit listrik (utilitas) dengan persediaan kurang dari tujuh hari dan meluncurkan mekanisme pasokan darurat pada waktu yang tepat,” kata NDRC.

Namun menurut South China Morning Post, mengutip analisis Sinolink Securities, stok batu bara yang digunakan untuk menghasilkan listrik telah mencapai rekor terendah hanya 11,31 juta ton per 21 September. Jumlah itu hanya cukup untuk menghasilkan listrik selama 15 hari.

Perlu diketahui, stok batu bara yang digunakan untuk menghasilkan listrik di negara itu dipegang oleh enam kelompok pembangkit listrik terbesar China.

2. Penyebab terjadinya krisis energi

Editorial Team

Tonton lebih seru di