Menyusul tekanan publik yang intens, Pengadilan Tinggi Kolkata memerintahkan penyelidikan oleh Biro Investigasi Pusat India (CBI). Tim CBI tiba di Kolkata dan langsung mengambil alih kasus, termasuk menginterogasi tersangka dan memeriksa bukti forensik.
Hasil otopsi mengungkapkan detail mengerikan dari kejahatan tersebut. Laporan menyebutkan bahwa kematian disebabkan oleh pembekapan dan pencekikan. Ditemukan bekas luka dan tanda-tanda perlawanan di tubuh korban, termasuk memar di wajah, mata, dan leher. Laporan juga mencatat adanya luka pada bibir, perut, tangan kanan, dan jari-jari korban.
"Pelaku mendapat keuntungan karena korban sedang tertidur lelap saat diserang," tulis laporan autopsi, dilansir dari Times of India.
Laporan menambahkan bahwa korban telah berusaha melawan, yang dibuktikan dengan adanya luka cakaran pada tubuh tersangka.
Dalam perkembangan mengejutkan, mantan kepala RS R.G. Kar, Sandip Ghosh, mengundurkan diri dan kemudian diinterogasi oleh CBI selama 24 jam. Interogasi marathon ini adalah yang terpanjang oleh CBI dalam kasus apapun di Bengal baru-baru ini.
Komisi Nasional Perempuan India (NCW) juga melaporkan adanya renovasi mendadak di lokasi kejadian, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi perusakan bukti. Laporan ini semakin memperburuk kecurigaan publik terhadap penanganan kasus oleh pihak rumah sakit.