ilustrasi pasukan NATO (Twitter.com/NATO)
Pada bulan Maret dan April 2021, Rusia mengerahkan ribuan pasukan ke dekat perbatasan Ukraina. Tindakan itu langsung memicu kekhawatiran negara-negara Barat akan ancaman invasi Rusia ke Ukraina.
Intelijen Ukraina sendiri telah memperingatkan akan ancaman invasi Rusia ke negaranya. Itu karena menurut laporan, ada sekitar 100 ribu pasukan Rusia yang berada di dekat perbatasan Ukraina.
Konsentrasi penumpukan pasukan Rusia itu tersebar di beberapa titik. Beberapa di antaranya berada di dekat wilayah Donbas, Ukraina, yang dikuasai oleh kelompok pemberontak. Penumpukan pasukan Rusia lainnya berada di Krimea, serta titik lain di dekat perbatasan Belarusia-Ukraina.
Secara umum, dapat dinilai bahwa sebagian wilayah Ukraina telah dikepung oleh pasukan Rusia. Ada ketegangan yang membara yang dimungkinkan dapat menjadi perang dalam skala besar dan menimbulkan ancaman keamanan bagi Eropa dan dunia.
Negara-negara Barat seperti Eropa, AS, dan G-7 mengancam akan menjatuhkan sanksi berat kepada Rusia jika menginvasi Kiev. Invasi ke Ukraina akan membuat Rusia membayar sangat mahal.
Rusia telah membantah merencanakan serangan. Rusia mengatakan mereka hanya meminta jaminan keamanan kepada AS dan NATO. Ekspansi pengaruh NATO ke Eropa Timur, termasuk Ukraina, dinilai oleh Moskow sebagai ancaman langsung.
Rusia telah memberikan proposal tuntutan jaminan keamanan pada Desember 2021 kepada AS sebagai pemimpin NATO demi meredakan ketegangan di sekitar Ukraina. Pembahasan proposal dilakukan dalam tiga tahap diplomasi, tapi semuanya gagal.
Beberapa tuntutan Rusia itu adalah tidak menerima Ukraina sebagai anggota NATO, tidak ada lagi ekspansi pengaruh ke Eropa Timur, menarik unit tempur NATO di Baltik dan tidak ada penempatan rudal di Rumania dan Polandia.
Sejauh ini dalam menanggapi langkah Rusia, selain mengancam akan menjatuhkan sanksi yang keras, AS dan beberapa negara sekutu Barat telah memberikan bantuan untuk Ukraina, khususnya dalam pasokan persenjataan pertahanan. NATO dan AS baru-baru ini juga mengatakan telah menyiagakan ribuan pasukan sebagai langkah waspada jika Rusia benar-benar menginvasi Ukraina.
Di sisi lain, Moskow menuduh negara-negara Barat dan NATO membanjiri Ukraina dengan senjata sehingga memicu ketegangan dan konflik yang saat ini terjadi.
Sampai awal tahun 2022 ini, situasi di sekitar Ukraina masih memanas. Jika Rusia menginvasi Ukraina, besar kemungkinan banyak negara Eropa dan NATO yang akan membela bekas negara pecahan Soviet itu.
Jika sudah begitu, maka perang akan terjadi tidak hanya melibatkan Ukraina dan Rusia, tapi juga melibatkan negara lain di hampir seluruh Eropa. Hal ini akan dapat memicu terjadinya Perang Dunia baru yang sangat berbahaya dan mematikan.
Ini karena komposisi persenjataan militer yang semakin canggih, termasuk ribuan hulu ledak nuklir milik Rusia dan milik NATO. Jika digunakan, maka dunia bisa hancur berantakan.