Lokasi Teluk Guantanamo di Kuba menjadi milik AS sebagai bagian dari Amandeman Platt 1903 setelah berakhirnya Perang Spanyol-Amerika. Pada 1934, kebijakan itu dihapuskan, tetapi Amerika Serikat tetap melanjutkan sewa teritori itu dari Kuba.
Pada 1959, hubungan antara Kuba dan Amerika Serikat memburuk setelah terjadi revolusi yang membawa Fidel Castro berkuasa. Namun, AS masih mempertahankan pangkalan militer itu meski terus mendapat protes keras dari pemimpin komunis Kuba itu, dilaporkan dari Newsweek.
Dilansir Telesur, empat presiden AS terakhir kecuali Donald Trump telah memiliki niatan untuk menutup Teluk Guantanamo. Akan tetapi, kritik dari pihak senator sayap kanan dan dampak besar yang ditimbulkan membuatnya enggan untuk melakukannya.
Sementara itu, masih terdapat 39 tahanan yang tersisa di Guantanamo dan hanya memiliki sedikit kesempatan untuk dibebaskan. Pasalnya, 27 dari 39 tahanan yang tersisa dilaporkan tidak pernah mendapatkan jeratan hukum atas kasus kriminal.