Havana, IDN Times - Di kota St. Antonio de los Banos, sekitar 34 kilometer selatan ibukota Havana, Kuba, orang-orang keluar rumah dan melakukan demonstrasi pada hari Minggu (11/7). Itu adalah demonstrasi yang jarang terjadi di negara yang memegang ideologi komunis tersebut.
Tak lama setelah itu, ribuan orang lain ikut melakukan demonstrasi di ibukota Havana, dan kemudian menyebar di hampir seluruh negeri. Rakyat Kuba yang sebagian besar anak-anak muda, melakukan protes atas kebutuhan barang pokok yang langka, gaji yang semakin sedikit dan pemadaman listrik yang menggelisahkan jutaan orang selama pandemik. Kuba jatuh dalam krisis ekonomi yang dalam.
Malam hari, protes sudah padam. Tapi pada Senin malam (12/7), protes kembali terjadi di selatan Havana. Pasukan keamanan dikerahkan untuk mengamankan situasi. Bentrokan dan kekerasan terjadi dan sejauh ini satu orang dikabarkan tewas. Pemerintah Kuba mencengkeram dan membatasi akses ke media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, Twitter dan Telegram, alat yang jadi senjata oleh rakyat Kuba yang tidak puas atas kinerja pemerintah.