Kudeta Militer Sudan: 7 Tewas dan 140 Orang Terluka

Jakarta, IDN Times – Bentrokan yang dipicu kudeta militer di Sudan pada Senin (25/10/2021) menewaskan tujuh orang dan 140 orang lainnya terluka. Upaya kudeta bermula ketika militer menetapkan Perdana Menteri, Abdullah Hamdok, dan sejumlah anggota kabinetnya sebagai tahanan rumah.
Pemimpin kudeta, Jenderal Abddel Fattah al-Burhan, membubarkan Dewan Kedaulatan. Dewan itu beranggotakan politisi sipil dan militer untuk mengawal transisi pemerintahan, sejak Presiden Omar al-Bashir digulingkan melalui gelombang protes dua tahun silam.
Setelah al-Bashir digulingkan, dibentuklah pemerintahan sementara untuk mempersiapkan pemilihan umum 2023.
1. Militer umumkan keadaan darurat
Dilansir dari ANTARA, Burhan menyatakan negara dalam keadaan darurat. Oleh sebab itu, dia menegaskan fungsi angkatan bersenjata sebagai penegak keamanan dan keselamatan.
Di tengah penolakan atas kekuasaan militer, Burhan menjanjikan pemilihan umum yang akan digelar pada Juli 2023. Dia juga berjanji akan menyerahkan pemerintahan kepada politikus sipil yang terpilih.
"Apa yang saat ini sedang dialami oleh negara ini adalah ancaman dan bahaya nyata terhadap para pemuda, serta harapan bagi negeri," kata Burhan.