Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, hingga Selasa (16/3/2021) sedikitnya 149 demonstran yang menolak kudeta militer di Myanmar tewas akibat bentrokan dengan aparat. Sementara, angka yang dirilis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) lebih tinggi lagi, yaitu ada lebih dari 180 pengunjuk rasa Myanmar yang meninggal dunia.
PBB dan AAPP meyakini angka kematian yang sesungguhnya jauh lebih tinggi dari laporan. Sebab, mereka mendapati ratusan orang hilang sejak demonstrasi meledak di Myanmar mulai 1 Februari 2021.
"Jumlah korban tewas melonjak selama sepekan terakhir di Myanmar, di mana pasukan keamanan telah menggunakan kekuatan mematikan secara agresif terhadap pengunjuk rasa damai," kata juru bicara kantor hak asasi PBB, Ravina Shamdasani, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia.