Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Erdogan (kiri) dan Presiden Zelensky (kanan) (Twitter.com/Recep Tayyip Erdogan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Kamis (3/2/2022) mengunjungi ibu kota Ukraina, Kiev. Kedatangan Erdogan memiliki itikad baik, yaitu menawarkan diri untuk menengahi krisis Ukraina-Rusia yang saat ini buntu.

Ketegangan di sekitar Ukraina semakin meningkat. Rusia yang menumpuk sekitar 100 ribu pasukan di dekat perbatasan, dituduh merencanakan invasi ke Ukraina. Amerika Serikat (AS) yang melihat situasi kian memanas, berniat mengirim ribuan tentaranya ke negara-negara Eropa Timur, untuk mencegah Rusia menyerang Ukraina.

Selain menawarkan mediasi, Turki juga menjalin kerja sama dengan Ukraina, khususnya dalam bidang teknologi pertahanan. Kesepakatan terjalin agar pabrik-pabrik Ukraina dapat memproduksi pesawat nirawak milik Turki, yang harganya lebih murah tapi sangat efektif dalam melakukan serangan.

1. Turki siap jadi mediator krisis Ukraia-Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Turki Recep Erdogan (Twitter.com/Офіс Президента)

Turki dan Ukraina adalah tetangga yang terhubung Laut Hitam. Dua negara itu telah menjalin hubungan baik di berbagai bidang, termasuk dalam ekonomi dan militer. Di sisi lain, Ankara juga menjalin hubungan yang erat dengan Moskow setelah beberapa tahun sering berbeda pendapat dengan Washington.

Kunjungan Presiden Erdogan ke Ukraina adalah langkah pemimpin terbaru negara anggota NATO ke Kiev, setelah sebelumnya dilakukan oleh Perdana Menteri Belanda, Polandia, dan Inggris.

Bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Erdogan menawarkan diri untuk jadi penengah atas krisis yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia. 

Dilansir Reuters, Zelensky mengatakan "saya ingin berterima kasih kepada Presiden Erdogan atas inisiatifnya untuk menjadi penengah antara Ukraina dan Rusia dalam perjalanan untuk mengakhiri perang."

Kedua pemimpin itu sejauh ini tidak memberikan rincian pembicaraan mereka tentang Rusia. Tentang bagaimana mediasi itu dilakukan, juga tidak dijabarkan secara jelas.

Posisi Turki dapat dinilai sebagai penyeimbang. Turki sebagai negara anggota NATO dan memiliki hubungan yang mesra dengan Rusia. Tapi, sampai sejauh ini, proposal mediasi yang diajukan oleh Ankara belum ditanggapi oleh Moskow.

2. Hubungan rumit antara Turki, Ukraina, dan Rusia

Editorial Team

Tonton lebih seru di