ilustrasi pengadilan (pexels.com/@pavel-danilyuk)
Pada hari Selasa (3/9/2024), Gisèle duduk mendengarkan pembacaan tindakan mengerikan yang dialaminya, serta argumen dari masing-masing pengacara terdakwa.
"Itu sangat sulit," kata salah satu pengacaranya, Stéphane Babonneau, kepada CNN pada hari Selasa (3/9/2024). "Sangat tidak tertahankan baginya untuk mendengar orang-orang mengatakan bahwa mereka berpikir dia pura-pura tidur dan yakin itu konsensual," tambahnya.
Jumat lalu menjelang persidangan, pengacaranya yang lain, Antoine Arebalo-Camus, mengatakan kepada wartawan bahwa "dia tidak tahu apa yang telah terjadi padanya, jadi dia tidak ingat pemerkosaan yang dialaminya selama 10 tahun."
Gisèle sebenarnya bisa meminta agar persidangan diadakan secara tertutup, tetapi Babonneau mengatakan kepada CNN bahwa "dia ingin ini menjadi persidangan terbuka agar semua orang bisa mendengar dan memahami alasan yang diberikan oleh laki-laki dalam situasi seperti ini."
Putri Gisèle mengatakan bahwa ibunya mencari nasihat medis untuk kehilangan ingatan dan kelelahan yang ekstrem yang dia alami sebagai efek samping dari obat-obatan tersebut.
Dalam beberapa wawancara dengan media di Prancis, putri Gisèle mengatakan bahwa ibunya "mengunjungi dokter, dia menemui ahli saraf," dan bahwa profesi medis gagal mendeteksi masalah tersebut.
Putrinya kini memulai kampanye kesadaran bernama "M’endors Pas," yang berarti "Jangan Tidurkan Aku" tentang serangan seksual yang difasilitasi oleh obat-obatan.
Persidangan dimulai pada 2 September 2024 di kota Avignon, Prancis selatan, dan putusan akan dijatuhkan pada 20 Desember tahun ini.