Saat ini, baik Korea Selatan maupun Korea Utara, tak ada yang bakal menyangkal bahwa Yi Sun-sin adalah pahlawan terbesar sepanjang sejarah mereka. Strategi armada lautnya yang brilian, benar-benar telah membuat pasukan Jepang frustrasi.
Ketika Sang Pemersatu Jepang Toyotomi Hideyoshi dan komandan perangnya menyadari ketangguhan dan kecerdasan Laksamana Yi, mereka juga paham bagaimana laporan situasi pasukan mereka yang mengacau di Korea, telah mulai lemah.
Ini karena Dinasti Ming memberikan bantuan ke Korea, membakar gudang makanan, mematahkan serangan demi serangan pasukan samurai.
Jepang dan Dinasti Ming akhirnya melakukan perundingan gencatan senjata. Kaisar Seonjo dari Dinasti Joseon tentu saja berada di pihak China. Tapi Laksamana Yi meragukan keduanya, baik itu Dinasti Ming maupun Jepang.
Jepang juga meluncurkan rencana untuk menyingkirkan "Sang Dewa Perang." Melalui mata-mata agen ganda, laporan datang kepada Jenderal Korea bahwa pasukan Jepang datang menyerang Korea dan yang bisa mengalahkannya hanya Laksamana Yi.
Tapi ketika Yi diperintahkan untuk menghadang, dia menolaknya.
Dia adalah komandan perang yang sangat teliti, selalu memeriksa dengan rinci rencana serangan untuk meminimalkan korban di pihaknya. Karena itu, selain kabar serangan Jepang yang tidak jelas, lokasi perairan di mana ia diperintahkan menyerang, sangat tidak menguntungkan untuk melakukan pertempuran.
Penolakan itu jadi nasib buruk bagi Laksamana Yi. Ia ditangkap, dituduh bekerja sama dengan Jepang, dituduh pemabuk dan pemalas oleh sang Jenderal dan dijatuhi hukuman mati.
Tapi karena protes keras dari rakyat Korea, Laksamana Yi kemudian hanya dipenjara dan disiksa sampai hampir mati. Pangkat Laksamana Yi juga diturunkan jadi prajurit biasa.
New World Encyclopedia menjelaskan, ketika Laksamana Yi disingkirkan, komandan Angkatan Laut Korea dipegang oleh Won Kyun, salah satu yang iri dengan kesuksesan Yi Sun-sin.
Dalam perundingan gencatan senjata yang gagal antara Jepang dan pihak Dinasti Ming dengan Dinasti Joseon, Hideyoshi kembali menginvasi Korea pada Januari 1597. Mereka juga tahu bahwa rencana menyingkirkan Laksamana Yi telah sukses dan Won Kyun tidak sehebat Yi Sun-sin.
Di bawah komandan Angkatan Laut Won Kyun, dalam pertempuran laut Chilchonryang pada Agustus 1597, armada Korea berantakan. Won Kyun tewas dan hanya 13 kapal milik Korea yang mampu melarikan diri. Beberapa sumber lain mengatakan hanya 12 kapal yang selamat.