Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cuaca panas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jakarta, IDN Times - Musim panas di Eropa tahun lalu dilaporkan menjadi yang terpanas sepanjang sejarah hingga menyebabkan ribuan kematian. Peneliti memperingatkan fenomena semacam ini bisa menjadi lebih sering terjadi.

Menurut laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, yang diterbitkan pada hari Senin (19/6/2023), Eropa menjadi benua dengan pemanasan tercepat di planet ini. Suhu meningkat sekitar dua kali lipat rata-rata global sejak 1980-an.

Gelombang panas tahun lalu juga menyebabkan lebih dari 16 ribu orang tewas di Eropa.

"Sayangnya, ini tidak dapat dianggap sebagai kejadian satu kali atau keanehan iklim," kata Carlo Buontempo, Direktur Layanan Perubahan Iklim Copernicus, dikutip Reuters.

"Pemahaman kami saat ini tentang sistem iklim dan evolusinya memberi tahu kami bahwa peristiwa semacam ini adalah bagian dari pola yang akan membuat tekanan panas ekstrem lebih sering dan lebih intens di seluruh wilayah," tambah dia. 

1. Pencairan gletser dan kenaikan suhu permukaan laut mencapai rekor tertinggi tahun lalu

ilustrasi dampak perubahan iklim (pexels.com/Bren Pintelos)

Alasan Eropa memanas lebih cepat daripada benua lain adalah karena sebagian besar benua itu berada di sub-Arktik dan Arktik, wilayah dengan pemanasan tercepat di Bumi, dan paling terdampak perubahan iklim.

Di Pegunungan Alpen, pencairan gletser mencapai rekor tertingginya pada 2022. Fenomena ini disebabkan oleh tingkat salju musim dingin yang sangat rendah, musim panas yang terik, serta endapan debu Sahara yang tertiup angin.

Tahun lalu, suhu permukaan laut rata-rata di Atlantik Utara juga dilaporkan memecahkan rekor panas, dengan tingkat pemanasan di Laut Mediterania timur, laut Baltik dan Laut Hitam, dan Arktik selatan mencapai lebih dari tiga kali lipat dari rata-rata global.

"Di Eropa, suhu tinggi memperburuk kondisi kekeringan yang parah dan meluas, memicu kebakaran hutan hebat yang mengakibatkan area terbakar terbesar kedua dalam catatan, dan menyebabkan ribuan kematian berlebih terkait panas," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.

2. Produksi pertanian dan cadangan air berkurang

Editorial Team

Tonton lebih seru di