Seorang warga Yaman berjalan di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. (Via Twitter/UN Human Rights)
Dilansir Al Jazeera, pemadaman selama 4 hari tersebut cukup menghambat aktivitas sehari-hari warga Yaman. Sebab, banyak mata pencaharian yang bergantung pada internet, dan beberapa perusahaan yang terdampak terpaksa menghentikan komunikasi dengan klien dari luar negeri.
Seorang warga Kota Sanaa bernama Majid Abdullah menuturkan, dia tidak dapat menerima uang yang dikirim kerabatnya dari Arab Saudi karena hilangnya koneksi internet.
“Saya tidak tahu harus berbuat apa. Kami makan dan minum dari (uang yang dikirim) ekspatriat,” tuturnya.
Ribuan tenaga kerja Yaman di luar negeri mengandalkan panggilan video untuk berkomunikasi dengan keluarga mereka. Mereka kehilangan kontak dengan keluarga sejak pemadaman internet berlangsung.
Muammar Abdullah, seorang Yaman yang tinggal di Arab Saudi mengatakan dia tidak dapat berinteraksi harian dengan keluarganya di Kota Sanaa dan harus melakukan panggilan internasional yang biayanya sangat mahal.
Sementara itu, Maha Muhammad yang juga berbasis di Sanaa mengatakan, dia beralih ke televisi setelah terputus dari obrolan internetnya dengan teman dan keluarga.
“Kami kembali menonton televisi untuk mengikuti berita. Saya dulu mengandalkan situs web dan situs jejaring sosial untuk perkembangan perang terbaru,” katanya.