Pada Kamis malam, militer Israel melancarkan serangan di Lebanon selatan, dan menyerang lebih dari 100 peluncur roket milik Hizbullah yang diduga akan ditembakkan ke Israel.
"Pesawat tempur Israel menyerang sekitar 100 peluncur dan situs infrastruktur teroris tambahan, yang terdiri dari sekitar seribu barel yang siap digunakan dalam waktu dekat untuk menembak ke wilayah Israel," kata militer dalam sebuah pernyataan.
“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan terus beroperasi untuk melemahkan infrastruktur dan kemampuan organisasi teroris Hizbullah untuk mempertahankan negara Israel," tambahnya.
Sebelumnya pada Kamis pagi, pejuang Hizbullah di Lebanon selatan menembakkan dua rudal anti-tank melintasi perbatasan, diikuti oleh oleh serangan drone. Militer Israel melaporkan bahwa dua tentaranya tewas dan beberapa lainnya mengalami luka serius.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyatakan bahwa serangan yang terjadi pada Selasa dan Rabu telah melanggar garis merah.
“Ini adalah pembantaian, agresi besar terhadap Lebanon, rakyatnya, perlawanan, kedaulatannya, dan keamanannya. Ini bisa disebut sebagai kejahatan perang atau deklarasi perang—apa pun sebutannya, tindakan ini layak dan sesuai dengan deskripsi tersebut. Inilah niat musuh,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis.