Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Lebanon (unsplash.com/Charbel Karam)
bendera Lebanon (unsplash.com/Charbel Karam)

Jakarta, IDN Times - Militer Lebanon pada Minggu (29/9/2024) meminta warganya agar tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu ketertiban umum di tengah krisis yang melanda negara tersebut, usai terbunuhnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

"Kami mengimbau warga untuk menjaga persatuan nasional dan tidak terjebak dalam tindakan yang dapat memengaruhi perdamaian sipil pada tahap yang berbahaya dan sensitif ini," kata militer dalam sebuah pernyataan

"Musuh Israel sedang berusaha menerapkan rencananya yang merusak dan menabur perpecahan di antara warga Lebanon," tambahnya, dikutip dari The New Arab.

1. Masyarakat diminta mengesampingkan perbedaan politik

Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, juga menyerukan kepada rakyatnya untuk bersatu demi menjaga ketertiban sipil.

"Tanggung jawab nasional kita pada momen bersejarah dan luar biasa ini mengharuskan kita mengesampingkan perbedaan politik," katanya pada Sabtu (28/9/2024), setelah mempersingkat kunjungannya ke New York, Amerika Serikat (AS).

Koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, juga mengemukakan hal serupa melalui pernyataan di media sosial X pada Minggu.

"Pada saat krusial bagi Lebanon ini, ketika ketidakpastian melanda, sekarang adalah waktu bagi negara untuk fokus pada kepentingan bersama yang menyatukan rakyatnya," tulisnya.

Lebanon telah lama terpecah akibat masalah sektarian dan pernah mengalami perang saudara yang menghancurkan pada 1975-1990.

Hizbullah, gerakan Muslim Syiah yang memiliki pengaruh besar di Lebanon, telah dikritik oleh sejumlah politisi di negara itu karena keputusannya untuk membuka front dukungan terhadap Israel sebagai respons terhadap perang di Gaza hampir setahun lalu.

2. Kritikus Hizbullah juga menahan diri untuk berkomentar

Partai-partai yang secara tradisional menentang Hizbullah juga kini menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang menghasut.

Pasukan Lebanon, sebuah partai Kristen yang secara luas dianggap sebagai salah satu kritikus paling tajam terhadap Hizbullah, memerintahkan para pendukungnya untuk diam di media sosial. Seorang sumber yang dekat dengan partai tersebut mengatakan, perintah itu disampaikan dalam sebuah pesan yang diedarkan di kelompok mereka.

Pada Sabtu, mantan perdana menteri Lebanon, Saad Hariri, menyerukan kepada rakyat Lebanon untuk mengatasi perbedaan yang ada. Dia mengatakan, pembunuhan Nasrallah telah menjerumuskan Lebanon dan kawasan tersebut ke dalam fase kekerasan yang baru.

Pengadilan internasional sebelumnya mengungkapkan bahwa anggota Hizbullah terlibat dalam pembunuhan ayahnya, Rafic Hariri, yang juga merupakan mantan perdana menteri Lebanon, pada 2005.

3. Sekitar 1 juta orang di Lebanon telah mengungsi akibat konflik

Hizbullah mulai terlibat dalam serangan lintas-batas dengan Israel setelah meletusnya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober. Hampir setahun kemudian, Israel mengumumkan bahwa mereka mengalihkan fokus operasinya dari Gaza ke perbatasan Israel dengan Lebanon.

Pemerintah Beirut mengatakan, serangan Israel di Lebanon selama dua pekan terakhir tak hanya melenyapkan beberapa komandan Hizbullah, namun juga menewaskan sekitar sekitar 1.000 warga di negara tersebut dan memaksa 1 juta lainnya mengungsi.

"Ini adalah gerakan pengungsi terbesar yang mungkin pernah terjadi," kata Mikati.

Sementara itu, wakil sekretaris jenderal Hizbullah, Naim Qassem, pada Senin (30/9/2024) mengatakan bahwa kelompoknya siap menghadapi kemungkinan invasi darat Israel, dan menyebut Tel Aviv tidak akan mencapai tujuannya.

“Kami akan menghadapi segala kemungkinan dan kami siap jika Israel memutuskan untuk masuk melalui darat dan pasukan perlawanan siap untuk melakukan pertempuran darat,” kata Qassem dalam pidato publik pertamanya sejak serangan udara yang menewaskan Nasrallah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah