Lebih dari 2.500 Orang Tewas saat Melintasi Laut Mediterania Tahun Ini

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 2.500 orang tewas atau hilang ketika mencoba menyeberangi Laut Mediterania ke Eropa sepanjang tahun ini. Sementara itu, sekitar 186 ribu orang telah tiba di negara-negara Eropa.
Direktur UN High Commissioner for Refugees (UNHCR) di New York, Ruven Menikdiwela, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dari 186 ribu orang yang telah melintasi Mediterania kebanyakan mendarat di Italia. Setidaknya 83 persen, sekitar 130 ribu orang, tiba di Italia; sedang sisanya mendarat di mendarat di Yunani, Spanyol, Siprus, dan Malta.
1. Jumlah korban tewas saat menyeberangi Laut Mediterania meningkat
Jumlah orang yang meninggal atau hilang selama menyeberang laut meningkat dibandingkan tahun lalu. “Pada tanggal 24 September, lebih dari 2.500 orang dilaporkan tewas atau hilang pada tahun 2023 saja,” kata Menikdiwela pada Kamis (28/9/2023), dilansir Al Jazeera.
Ada 1.680 orang yang meninggal atau hilang pada periode yang sama pada 2022 lalu. Menikdiwela mengatakan belum ada akhir yang terlihat dari banyaknya nyawa yang hilang di laut dan di jalur darat menuju Eropa.
Dia menceritakan bagaimana perjalanan darat dari negara-negara Afrika sub-Sahara ke titik keberangkatan penyeberangan laut di pantai Tunisia dan Libya masih menjadi salah satu perjalanan paling berbahaya di dunia.
“Nyawa juga hilang di darat, jauh dari perhatian publik,” kata Menikdiwela.
2. Tunisia dan Libya masih jadi rute utama penyeberangan menuju Eropa
Lebih dari 102 ribu orang berusaha menyeberangi Mediterania dari Tunisia. Angka ini meningkat 260 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, lebih dari 45 ribu orang mencoba menyeberang dari Libya. Angka-angka UNHCR serupa dengan yang disampaikan oleh Par Liljert, direktur International Office for Migration (IOM).
“Data IOM terbaru menunjukkan bahwa dari Januari hingga September 2023, lebih dari 187 ribu orang melintasi Mediterania demi mengejar masa depan yang lebih baik dan janji keselamatan,” kata Liljert kepada Dewan Keamanan PBB.
3. Sudah ada 31 ribu orang yang diselamatkan di Lautan Mediterania
Walau menjadi rute penyeberangan paling berbahaya, masih banyak pengungsi dan pencari suaka yang nekad untuk menggunakan jalur tersebut. “Tragisnya, dalam periode yang sama, IOM mencatat 2.778 kematian, dengan 2.093 di antaranya terjadi di sepanjang jalur tengah Mediterania yang berbahaya,” kata Liljert.
“Namun, meskipun terdapat bahaya yang jelas, pada tahun 2023, terjadi peningkatan jumlah kedatangan ke Yunani melalui rute ini sebesar lebih dari 300 persen, sementara jumlah kedatangan di Spanyol tetap stabil, terutama melalui rute Atlantik ke Kepulauan Canary dibandingkan dengan angka yang tercatat pada waktu yang sama tahun lalu,” tambahnya.
Negara-negara Eropa sendiri tampaknya kewalahan dalam menangani kuatnya arus migran dari negara-negara Afrika. Diperkirakan 31 ribu orang diselamatkan di laut atau dicegat dan diturunkan di Tunisia, dan 10.600 di Libya.