Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo bersama dengan Presiden AS Joe Biden (Instagram.com/jokowi)

Jakarta, IDN Times - Setelah berjuang menjadi Presiden Amerika Serikat hingga tiga kali, Joe Biden akhirnya menang. Pada Sabtu pagi, 7 November 2020, proyeksi media mengumumkan Biden dan cawapresnya, Kamala Harris, meraih 273 suara elektoral, lebih banyak dari syarat yang harus dipenuhi minimum 270. 

Stasiun berita BBC, Minggu, 8 November 2020 melaporkan, Biden berhasil memenuhi ambisinya seumur hidup itu di tengah situasi sulit di Negeri Paman Sam. Warga AS terbelah dan menghadapi ancaman pandemik yang semakin buruk. Belum lagi terjadi demonstrasi besar-besaran yang dipicu perlakuan hukum yang diskriminatif terhadap orang kulit hitam di AS. 

Sementara, lawan Biden, Donald Trump, adalah petahana yang hingga kini menolak mengakui kekalahannya dalam pilpres. Tetapi, dalam upaya ketiganya, Biden bersama timnya berhasil menemukan momentum yang tepat untuk meraih kemenangan.

Dalam penghitungan suara elektoral yang masih berlangsung, Biden terus mengungguli Trump. Per Senin, 9 November 2020, calon presiden dari Partai Demokrat itu sudah mengantongi 290 suara elektoral. Sedangkan, Trump mengantongi 214 suara elektoral.  Media juga memproyeksi popular vote yang diraih Biden secara keseluruhan di tingkat nasional lebih unggul dibandingkan Trump.

Rapat Kongres Amerika Serikat (AS) yang berlangsung di Gedung Capitol, Washington DC, pun pada akhirnya mengesahkan penghitungan electoral college yang memenangkan kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden pada Kamis, 7 Januari 2021. Pengesahan yang dihadiri pihak rival Biden, Wakil Presiden Mike Pence itu, menandakan bahwa Joe Biden akan dilantik sebagai Presiden AS ke-46 dan Kamala Harris sebagai Wakil Presiden AS ke-49 pada 20 Januari 2021.

Lalu, apa yang menyebabkan Biden bisa menang Pilpres AS 2020? Berikut lima alasan versi stasiun berita BBC. 

1. Trump gagal mengatasi pandemik COVID-19

Cawapres di pemilu AS tahun 2020, Joe Biden <kiri> dan Donald Trump <kanan> (Star Tribune)

Menurut analisa jurnalis BBC wilayah Amerika Utara, Anthony Zurcher, salah satu penyebab Biden menang pemilu AS adalah sesuatu yang di luar kendalinya, yaitu pandemik COVID-19. Penyakit yang dipicu virus Sars-CoV-2 itu telah menyebabkan lebih dari 230 ribu warga Negeri Paman Sam itu meninggal dunia.

Selain itu, pandemik juga mengubah lanskap kehidupan warga AS dan aktivitas politiknya. Trump terlihat mulai menyadari hal itu pada hari-hari akhir kampanye pemilu. 

"Dengan terus beredarnya berita palsu, semuanya selalu mengenai COVID-19, COVID-19, COVID-19, COVID-19," ungkap Trump dalam kampanye terakhirnya pada pekan lalu di Winsconsin. 

Fokus media mengenai isu COVID-19 sesungguhnya merupakan cerminan bagaimana Trump gagal mengendalikan pandemik. Ia dan ibu negara bahkan sempat tertular virus mematikan tersebut. Alhasil, itu pula yang menyebabkan pollingnya jeblok bila dibandingkan Biden. 

Data dari Pew Research Centre juga menunjukkan Biden unggul 17 poin dibandingkan Trump, lantaran ia memiliki keyakinan bisa mengatasi pandemik COVID-19. Sementara, berdasarkan data survei yang dirilis Gallup, approval rating Trump justru anjlok 38 persen pada musim panas lalu. Temuan survei itu kemudian dimanfaatkan oleh tim kampanye Biden-Harris. 

Di sisi lain, perekonomian AS juga tidak membaik seiring dengan pandemik yang merajalela. Hal itu tak sesuai dengan kampanye Trump yang selalu mengedepankan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. 

2. Warga AS tak mau Trump jadi presiden maka mereka memilih Biden

Editorial Team

Tonton lebih seru di