Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Twitter.com/ScottMorrisonMP)
Adanya rencana Morrison tersebut disambut baik oleh para ilmuwan, tetapi juga memperingatkan bahwa upaya tersebut tidak mengatasi ancaman perubahan iklim yang sangat besar terhadap terumbu karang.
Dilansir Reuters, Greenpeace sebagai pemerhati lingkungan mengungkapkan keterkejutannya terhadap rencana pemerintah Morrison yang akan mengalokasikan lebih banyak dana dan mengabaikan perubahan iklim.
Dikatakan bahwa Morrison dengan tegas mengesampingkan tindakan lebih keras terhadap emisi gas rumah kaca, berdalih bahwa hal tersebut akan merugikan pekerjaan, serta telah mengesampingkan penguatan pada target emisi 2030 Australia.
Di sisi lain, Partai Buruh Oposisi menggambarkan bahwa pendanaan yang akan digelontorkan oleh Morrison tersebut sebagai aksi pemilihan umum (pemilu).
Saat ini Morrison yang telah berada di bawah tekanan mengenai penanganannya terhadap wabah virus COVID-19 dampak dari varian Omicron, akan mengadakan pemilu pada bulan Mei untuk mempertahankan masa jabatan keempat berturut-turut untuk partainya. Dia berharap akan memenangkan kursi utama di Queensland, tempat di mana Great Barrier Reef berada.
Koalisi konservatifnya memegang 23 dari 30 kursi majelis rendah negara bagian di parlemen.