ilustrasi penampungan pengungsi (IDN Times/Mardya Shakti)
Mereka yang juga menerima penghargaan ini adalah Nagham Hasan, ginekolog Irak yang memberikan perawatan medis dan psikososial kepada perempuan Yazidi yang selamat dari perbudakan, pemerkosaan, dan kekerasan lainnya di tangan kelompok-kelompok ekstremis di Irak utara.
Ada juga Brigade Pemadam Kebakaran Mbera, kelompok pemadam kebakaran pengungsi yang bekerja secara sukarelawan di Mauritania dan telah memadamkan lebih dari 100 kebakaran hutan serta menanam ribuan pohon.
Meikswe Myanmar, kelompok kemanusiaan yang membantu pengungsi internal dan orang lain yang membutuhkan di negara yang dilanda konflik, juga dianugerahi hadiah.
Ada juga Vincenta Gonzalez yang mendirikan koperasi kakao di Kosta Rika, untuk mendukung pengungsi dan perempuan masyarakat tuan rumah, termasuk penyintas kekerasan dalam rumah tangga.
Pada kesempatan ini, UNHCR mengajak seluruh masyarakat untuk berbelas kasih kepada orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumahnya. Sebab, untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah orang yang dipindahkan secara paksa mencapai 100 juta orang.
Tahun ini menandai satu abad sejak Nansen dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 1922, atas usahanya memulangkan tawanan perang dan untuk melindungi jutaan pengungsi yang terlantar akibat konflik, revolusi dan runtuhnya kekaisaran Romanov, Ottoman, dan Austro-Hungaria, dikutip dari AFP.