Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Personel militer AS. (Instagram/usarmy)
Personel militer AS. (Instagram/usarmy)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memerintahkan pasukannya untuk pindah ke negara-negara sekutu di Eropa Timur. 

Langkah itu dilakukan untuk memperkuat pertahanan negara-negara anggota NATO yang berdekatan dengan Ukraina. Ada sekitar 3.000 pasukan AS yang diperintahkan untuk bergerak lebih dekat dengan Ukraina. 

Moskow menyebut apa yang dilakukan Biden hanya memperkeruh krisis Ukraina-Rusia, terlebih dialog Kremlin-Gedung Putih juga menemui jalan buntu, walaupun kedua pihak menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan dialog. 

1. Tanggapan atas situasi keamanan di sekitar Ukraina

ilustrasi tank Rusia (Twitter.com/ Минобороны России)

Ukraina, AS, dan sekutu yakin bahwa Rusia merencanakan invasi dengan menumpuk sekitar 100 ribu pasukan di dekat perbatasan Ukraina. Upaya untuk mencegah invasi dengan berbagai dialog diplomasi telah dilakukan, tapi sebagian besar mengalami kebuntuan.

Lantaran dialog tak menemui titik temu, AS menjadikan pengiriman pasukan ke Eropa timur sebagai salah satu alternatif untuk mengamankan Ukraina dari invasi Rusia. 

Dilansir Al Jazeera, Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan bahwa pasukan AS akan segera dipindahkan ke Polandia, Rumania dan Jerman. Dari 3.000 pasukan, sekitar 1.000 pasukan AS yang berbasis di Jerman akan ditempatkan di Rumania dan 2.000 sisanya akan dikerahkan ke Polandia dan Jerman. 

Juru bicara Kementrian Luar Negeri AS Ned Price menyatakan, pemindahan pasukan itu bukan kebijakan permanen. Langkah itu dilakukan untuk menanggapi situasi keamanan saat ini sehubungan perilaku semakin mengancam Rusia.

2. Rincian pasukan AS yang akan ditempatkan di dekat Ukraina

Sebelumnya, Pentagon telah menyiagakan sekitar 8.500 tentaranya untuk bergabung dengan NATO di Eropa. Keputusan itu dibuat sebagi jaminan bantuan kepada sekutu.

Sejauh ini, diketahui bahwa AS sudah memiliki antara 75-80 ribu pasukan di Eropa, sebagai pasukan yang ditempatkan secara permanen yang jadi bagian dari rotasi reguler di tempat-tempat seperti Polandia.

Menurut Associated Press, sekitar 1.000 pasukan yang ditempatkan di Rumania adalah Resimen Kavaleri ke-2 yang berbasis di Viseck, Jerman.

Sebanyak 2.000 tentara AS yang baru akan dikerahkan dari Fort Bragg, Carolina Utara, sekitar 1.700 di antaranya merupakan personel brigade infantersi Divisi Lintas Udara ke-82 yang akan dipindahkan ke Polandia. Adapun 300 lainnya berasal dari Korps Lintas Udara ke-18 yang akan berangkat ke Jerman.

Menteri Pertahanan Polandia, Mariusz Blaszczak, mengatakan bahwa pengerahan pasukan AS itu adalah"sinyal solidaritas yang kuat dalam menanggapi situasi di Ukraina.

Sejak tahun lalu, NATO telah meningkatkan pertahanan di Eropa Timur. Denmark mengirim fregat dan F-16 ke Lithuania. Spanyol juga mengirim empat jet tempur ke Bulgaria dan tiga kapal ke Laut Hitam untuk bergabung dengan angkatan laut NATO.

Belanda memiliki rencana untuk mengirim dua F-35 ke Bulgaria dan menempatkan kapal perang serta unit darat dalam keadaan siaga untuk pasukan respon milik NATO.

Diplomat Latvia mengatakan, negaranya yang berbatasan dengan Rusia dan Belarusia, siap dan bersedia menampung lebih banyak pasukan dari AS.

3. Rusia sebut AS lakukan langkah destruktif

ilustrasi pasukan NATO (Twitter.com/NATO)

Rusia kerap menyangkal bahwa mereka tidak berencana menginvasi Ukraina. Mereka hanya meminta jaminan keamanan terhadap AS dan NATO. Moskow menuntut agar NATO tidak menerima Ukraina sebagai anggota, serta menghentikan ekspansi pengaruh ke Eropa Timur. Tuntutan itu ditolak oleh AS.

Baru-baru ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa AS mengabaikan tuntutan utama Rusia dan lebih memilih untuk membicarakan hal-hal yang bersifat sekunder. Meski sulit, tapi Putin mengatakan negaranya siap untuk melanjutkan diplomasi.

Terkait dengan pemindahan pasukan ke negara-negara yang dekat Ukraina, pejabat Moskow menilai itu adalah langkah yang destuktif.

"Langkah-langkah destruktif yang tidak berdasar hanya akan memicu ketegangan militer dan mempersempit bidang keputusan politik," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko.

Dilansir CNN, Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyambut baik keputusan AS.

Dia mengatakan, "ini adalah sinyal kuat dari komitmen AS dan datang setelah kontribusi lainnya, termasuk 8.500 tentara dengan kesiagaan tinggi untuk Pasukan Respons NATO, dan kelompok serang kapal induk USS Harry S. Truman di bawah komando NATO di Mediterania."

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team