Jakarta, IDN Times - Setelah bolak-balik berkelit, Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengakui kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi tewas terbunuh di dalam gedung konsulat jenderal Saudi di Turki pada (2/10) lalu. Berbagai skenario disampaikan oleh Saudi untuk meyakinkan bahwa pemerintah mereka tidak terlibat dalam kematian warganya yang bermukim di Amerika Serikat tersebut.
Dalam pernyataan tertulis, Jumat (19/10), Kejaksaan Agung Saudi menyebut Khashoggi tewas akibat pertengkaran hebat dengan pejabat berwenang dari negaranya sendiri. Pertengkaran itu terkesan seperti pengeroyokan karena Khashoggi berhadapan dengan 15 pejabat berwenang.
Kali ini, Saudi sudah tidak bisa lagi mengelak, lantaran tekanan yang datang dari berbagai negara ke mereka semakin menguat. Terakhir, pada Minggu kemarin, Kanselir Jerman, Angela Merkel menyampaikan di hadapan publik, mereka akan menghentikan penjualan senjata ke Negeri Petro Dollar itu.
"Terkait dengan ekspor senjata, maka ini tidak dapat terjadi saat ini," ujar Merkel di Berlin usai bertemu dengan pejabat berwenang dari partainya, Kesatuan Demokratik Kristen (CDU) dan dikutip India TV News.
Ada pula desakan dari Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini menyerukan agar dilakukan investigasi yang menyeluruh dan lengkap dari pihak Turki dan Pemerintah Arab Saudi.
Sejak awal, Saudi memang berbelit-belit ketika ditanyasoal kasus ini. Apalagi ketika ditemukan dugaan kuat, kematian Khashoggi terkait dengan Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman. Jawaban yang mereka sampaikan cenderung berubah dan tidak konsisten. Berikut lini masa respons mereka yang dirangkum oleh IDN Times: