Beijing, IDN Times – Sejak munculnya virus Sars-Cov-2 di Wuhan, Tiongkok, pada 2019 lalu, atau kemudian disebut virus corona atau COVID-19, spekulasi tentang asal-muasal virus tersebut telah menjadi konsumsi di tengah orang-orang yang gandrung terhadap teori konspirasi. Santernya teori konspirasi itu semakin berkurang karena banyak negara lebih fokus untuk menangani penularan wabah yang menggila.
Beijing sendiri memiliki aturan yang ketat soal peliputan kabar di Wuhan. Sejauh yang publik percaya, sebagian besar informasi adalah narasi yang disusun oleh pemerintah komunis Tiongkok.
Namun ada beberapa jurnalis, diantara warga Tiongkok sendiri yang mengabarkan Wuhan secara independen. Jurnalis tersebut bernama Zhang Zhan yang berusia 37 tahun, Fang Bin, dan Li Zehua, seorang perempuan berusia 25 tahun.
Li Zehua pernah dikabarkan hilang selama dua bulan akibat liputannya. Namun dia kemudian muncul kembali pada bulan April 2020. Dia adalah seorang jurnalis warga yang independen dan usai dikabarkan hilang, dalam keterangan yang ia unggah lewat YouTube, dia dikarantina secara paksa oleh pemerintah.