Penumpang kereta bawah tanah saat layanan mulai dibuka kembali usai lockdown di Wuhan, provinsi Hubei, pada 28 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Menurut laporan media pemerintah, operator kereta api nasional memprediksi akan ada lebih dari 55.000 orang yang meninggalkan Wuhan pada hari ini. Sebanyak 200 penerbangan juga dijadwalkan tinggal landas dari kota tersebut dengan membawa kurang lebih 10.000 penumpang.
Namun, tentu tidak mudah bagi sebuah kota yang selama 10 minggu seperti kawasan mati untuk serta-merta kembali hidup normal. Kota yang sama juga menyaksikan bagaimana kematian begitu mudah menjemput. Apalagi kini mata dunia akan menyoroti Wuhan untuk dijadikan contoh.
"Masyarakat Wuhan mengalami [wabah] secara langsung," kata seorang warga, Yan Hui, yang sembuh dari virus corona kepada The New York Times. "Teman-teman mereka sakit. Teman-teman dan keluarga teman-teman mereka meninggal. Tepat di depan mata mereka, satu demi satu, mereka meninggalkan kita."
"Pemahaman mereka soal bencana ini lebih dalam dibandingkan orang-orang di kota lain," tambahnya. Wabah virus corona pun membuat Yan mengubah prioritas hidupnya. Kini, ia mengaku mengutamakan kesehatan dan keluarga. Sedangkan pekerjaan, karir dan kesuksesan adalah nomor dua.
Pemerintah dan warga dengan sendirinya berhati-hati dalam menyikapi situasi ini. Walau semakin banyak pertokoan dibuka, taman-taman kian ramai, tapi di sejumlah area polisi masih berjaga untuk membatasi aktivitas warga. Mereka tidak ingin virus corona kembali menerjang setelah perjuangan selama lebih dari dua bulan.