ilustrasi serangan ransomware (pixabay.com/vishnu_kv)
Salah satu serangan siber yang populer dan bahaya adalah ransomware. Dalam laporan itu, serangan siber ransomware disebut telah mengalami peningkatan sebanyak 15 persen.
Ransomware sendiri adalah serangan yang "menyandera" sistem komputer korban dengan melakukan enkripsi data, menguncinya dan akan menawarkan kode kunci pembuka setelah penyerang mendapatkan imbalan yang diminta. Biasanya, imbalan itu berbentuk cryptocurency dengan nilai mencapai jutaan dolar.
Menurut Reuters, sektor kesehatan mengalami serangan tertinggi kedua dari jenis ini. Andrew Hastie yang menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan mengatakan "penjahat dunia maya yang jahat meningkatkan serangan mereka terhadap warga Australia."
Saran dari laporan ACSC adalah, mereka "tidak merekomendasikan pembayaran tuntutan tebusan." Hal ini karena, membayar tebusan tidak menjamin file akan dapat dibuka dengan kunci yang diberikan. Selain itu, karena tebusan dibayar, maka akan meningkatkan risiko penargetan ulang di masa mendatang.
Serangan lain yang berbahaya dan perlu diwaspadai adalah phishing, yakni upaya mencuri data pribadi melalui email atau pesan teks.
Justine Gough yang menjabat sebagai Asisten Komisaris Polisi Federal Australia memberi penjelasan untuk melindungi serangan tersebut dengan "membatasi informasi pribadi yang Anda tempatkan di media sosial, dan mengamankan sistem melalui kata sandi yang kuat dan memperbarui perangkat lunak secara teratur," katanya dikutip ABC.