Menteri Keamanan Dalam Negeri, Jeh Johnson, mengunjungi Pulse Nightclub pada peringatan 3 bulan penembakan yang menyebabkan 49 orang tewas di Orlando, 12 September 2016. (commons.wikimedia.org/U.S. Department of Homeland Security (DHS)/Jetta Disco)
Seperti yang diceritakan The Washington Post, Chris Brodman kehilangan ibu angkatnya pada usia 17 tahun. Hal ini membuat hubungan antara dia dan ayahnya berantakan. Pada 2007, seorang pengemudi menabrak mobilnya hingga Brodman terpental dari mobilnya lewat kaca depan dan membuat tulang punggungnya patah.
Dia juga tertular HIV dan hepatitis, belum lagi masalah jantung yang dideritanya. Meskipun banyak tragedi yang dia alami, Brodman selalu membawa kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya. Seperti yang dikatakan oleh sahabat Brodman, Brodman adalah laki-laki periang yang tak pernah mengeluh.
Pada 2016, seorang laki-laki bersenjata membantai 49 orang di Pulse Nightclub di Orlando. Brodman sedang berada di teras klub saat tembakan pertama terdengar. Dia dan sekelompok orang lainnya segera merobohkan pagar dan berlari secepat mungkin untuk menghindari pembantaian tersebut. Tiga bulan kemudian, keberuntungannya habis. Saat menghadiri pesta di Tampa, Florida, dia keluar untuk merokok, lalu pingsan.
Sebelum ada yang menyadari apa yang terjadi padanya, Brodman sudah meninggal dunia. Autopsi mengungkapkan bahwa Brodman memiliki cacat genetik yang mengganggu pembuluh darah di otaknya. Tanpa peringatan, penyakit tersebut tiba-tiba datang dan langsung menewaskannya.