New York Times/ Andrew Testa
Dokter asal Prancis yang bekerja di Inggris-Cyril Noël mengatakan, pada New York Times, ia merasa ditolak oleh negara yang ia cintai. "Saya memiliki perasaan yang terbelah ketika harus menolong orang-orang yang berusaha menyingkirkan saya dan teman-teman (Orang-orang Eropa yang bekerja di Inggris)."
Ia juga menjelaskan bahwa ada lima fase yang dilalui para pekerja asal Eropa dalam melalui kondisi berkabung atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Menurutnya, fase pertama merupakan fase goncangan (shock).
Setelah itu fase penyangkalan (denial), fase kemarahan (anger) terlebih banyaknya pemberitaan media yang menunjukkan kekerasan yang terjadi pada penduduk asal Eropa, atau perilaku tidak adil terkait masalah administrasi orang-orang berkewarganegaraan eropa.
Permasalahan permasalahan di atas mungkin hanya permasalahan birokratis saja. Namun pasca Brexit, peristiwa-peristiwa tersebut sulit untuk dianggap enteng. Brexit membuat para pekerja asal Eropa kembali menimbang posisi mereka di negara tersebut.
Setelah fase kemarahan muncul fase keempat adalah fase depresi. Fase keempat diikuti fase kelima yaitu fase penerimaan. Dr Noel berada dalam fase ini dan memutuskan untuk meninggalkan Britania Raya di awal tahun depan dan bekerja di Dubai.
Banyaknya kasus seperti Dr Noel sangat mengancam keseluruhan sistem N.H.S di Britania Raya. Terlebih jumlah pekerja asal Eropa yang masuk untuk bekerja di sektor kesehatan Britania Raya, kalah jumlah dengan pekerja asal Eropa yang meninggalkan negara ini.
Dilansir dari BirminghamMail, para pekerja asal EU ini memerlukan kejelasan terkait izin bekerja dan menetap yang jelas. Ketakutan mereka terhadap kesulitan birokrasi di masa depan membuat semakin banyak yang mulai berpikir untuk meninggalkan Britania Raya
Jika dibiarkan hal itu akan berdampak kepada kemunduran N.H.S. Hal itu juga secara kontinum akan berdampak pada akses kesehatan masyarakat Britania Raya yang terbatas.