London Terancam Kehilangan Tenaga Medis dan Perawat

London, IDN Times - London, Inggris sedang mengalami dampak dari Brexit. Brexit sendiri sudah terjadi semenjak 17 bulan lalu. Tetapi dampaknya semakin hari semakin terasa.
Terlepas dari anggapan para nasionalis Britania Raya, bahwa negara tersebut akan tetap menjadi negara yang kuat di konstelasi dunia. Banyak sekali dampak yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Satu sektor yang mengalami dampak dari kebijakan yang memutuskan secara resmi keluarnya Inggris dari organisasi supranasional Uni Eropa adalah sektor kesehatan. Satu kota yang paling berdampak adalah London.
Perawat dan tenaga medis memutuskan untuk tinggalkan London.
Dilansir dari New York Times, Selasa (21/11/2017), sebelum Brexit terjadi, National Health System atau lebih dikenal sebagai NHS telah mengalami beberapa masalah. Di antaranya kekurangan tenaga kerja medis dan perawat.
Namun atas bantuan tenaga kerja dari Eropa, Inggris mampu memperkecil jumlah kekurangan pekerja dan mendorong kinerja sektor kesehatan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pasca Brexit, permasalahan baru timbul. Beberapa perawat dan tenaga medis asal Eropa memutuskan untuk meninggalkan London dan kembali mencari peruntungan di negara mereka atau negara anggota Uni Eropa lainnya. Mereka tidak ingin bekerja di negara yang tidak menginginkan mereka.
Diambil dari sumber yang sama semenjak referendum tahun 2016 lalu, hampir 10 ribu pekerja di bidang kesehatan asal Eropa yang terdaftar dalam NHS memutuskan untuk mengundurkan diri.
90 persen perawat asal Eropa memutuskan untuk keluar. Satu rumah sakit yang terkena dampaknya adalah King's College Hospital. Rumah sakit terbesar di London ini kekurangan 528 perawat dan Bidan, dan 318 dokter.
Informasi tersebut sesuai dengan data yang disajikan oleh The Guardian. Menurut infromasi dari The Guardian, NHS Digital, sebuah agensi resmi yang mengumpulkan data seputar pelayanan kesehatan menunjukkan ada 9.832 dokter, perawat dan staf pembantu kesehatan lainnya telah meninggalkan UK.