Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sumber Gambar: america.aljazeera.com

HIV/AIDS konon adalah penyakit mematikan yang belum ditemukan obatnya hingga hari ini. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yang merupakan virus penyebab menurunnya daya tahan tubuh, sehingga penderita gampang terserang penyakit. Fenomena ini dikenal masyarakat dunia sebagai penyakit AIDS yang merupakan kependekan dari Acquired immune deficiency syndrome atau bisa disebut juga sebagai acquired immunodeficiency syndrome.

Default Image IDN

Karena konon belum ada obat yang bisa menyembuhkan, maka setiap tanggal 1 Desember masyarakat dunia memperingati hari AIDS, untuk mengedukasi masyarakat tentang penyakit ini, serta mendukung dan memberi semangat kepada mereka yang telah terjangkit virus HIV. Hari AIDS tersebut  pertama kali diadakan pada tahun 1988.

Masyarakat Indonesia masih percaya bahwa HIV adalah penyakit yang amat-sangat menjijikan dan sangat berbahaya, sampai-sampai hingga banyak ODHA yang mengalami diskriminasi. Tak hanya di masyarakat, pun di pusat-pusat pelayanan kesehatan. Padahal, bukankah seharusnya para dokter dan perawat tersebut bertugas membantu dan memberi semangat kepada ODHA?

Default Image IDN

Hal tersebut memang wajar, karena masyarakat dunia hampir tiap hari-nya dicekoki oleh berita tentang bahaya HIV. Padahal konon HIV tak lebih berbahaya dari sekedar flu biasa! Pernyataan ini dikemukakan oleh Dr. Luc Montagnier, ahli virologi berkebangsaan Perancis, dan merupakan penemu virus HIV sendiri. Montagnier berpendapat, bahwa penyebab AIDS bukanlah HIV semata. AIDS bisa menyerang siapa saja, yang sistem kekebalannya menurun.

Jika ditelisik lebih lanjut, banyak pro-kontra yang berkembang di negara-negara maju tentang eksistensi HIV. Banyak ahli yang menyatakan bahwa penyakit ini tidaklah seberbahaya yang digembar-gemborkan. Dalam video yang diunggah ke Youtube, Montaigner menyatakan bahwa sebenarnya penyakit HIV bisa disembuhkan dengan cara hidup sehat. Seperti menjaga kebersihan tubuh, tempat tinggal, dan mengkonsumsi makanan bergizi.

 

Namun dalam praktek di lapangan, para ODHA dianjurkan untu mengkonsumsi obat-obatan yang disebut antiretroviral atau ARV untuk menghambat penyebaran cirus. Fakta mengejutkan lainnya, ditemukan bahwa efek samping dari ARV ini justru sangat berbahaya. Hampir mirip seperti efek chemoterapy pada kanker, sebuah penyakit yang di awal penemuannya juga tak dapat disembuhkan, hingga akhirnya ditemukan senyawa pada daun sirsak yang dapat membunuh sel-sel kanker.

Pernyataan ini tentunya amat sangat berbeda dengan berita yang tersebar di masyarakat. Bahkan mungkin tak pernah mendapatkan “publikasi” secara besar-besaran seperti “bahaya” HIV/AIDS itu sendiri. Lihat saja, bukankah banyak iklan layanan masyarakat yang menganjurkan masyarakat untuk melakukan tes HIV, dan cara penularannya daripada ajakan untuk melakukan pola hidup sehat?

Video wawancara dengan Luc Montagnier tersebut tentu sangat menyentak pandangan yang selama ini beredar luas di masyarakat. Sebenarnya masih banyak video serta artikel-artikel yang menyatakan bahwa HIV adalah scam, dan justru pembunuh ODHA adalah obat-obatan antiretroviral yang harus dikonsumsi setiap hari—hingga beredar anggapan bahwa HIV dan obat-obatannya adalah bisnis jutaan dollar bagi industri farmasi. Benarkah demikian?

Editorial Team