Bamako, IDN Times - Belum genap dalam setahun, Mali telah mengalami kudeta sebanyak dua kali. Kudeta tersebut dipimpin oleh petinggi militer yang bernama Assimi Goita. Dengan kudeta yang terbaru, situasi politik di Republik Mali semakin tidak stabil.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam kudeta tersebut. Macron juga mengancam akan menarik pasukan militernya yang berada di wilayah itu karena tidak selamanya pasukan Prancis akan terus berada di Afrika Barat.
Prancis memiliki agenda panjang untuk membantu negara-negara bekas jajahannya. Lebih dari 5.000 personel militer Prancis melakukan operasi Barkhane di wilayah yang terdiri beberapa negara yakni Burkina Faso, Chad, Mauritania, Niger dan Mali. Pasukan prancis membantu pemerintah setempat mengatasi pasukan pemberontak.