N'Djamena, IDN Times - Pada hari Jumat (23/4), Republik Chad mengadakan upacara pemakaman untuk presidennya yang bernama Idriss Deby, setelah meninggal diserang kelompok pemberontak FACT pada hari Senin lalu (19/4). Idriss Deby dimakamkan di dekat kampung halamannya usai upacara kenegaraan di ibukota N'Djamena.
Kematian presiden itu membuat Chad menghadapi masa depan yang tak pasti. Krisis politik mengancam negeri ini. Usai presidennya meninggal karena serangan dari kelompok pemberontak, militer membentuk dewan transisi dan kepemimpinan sementara dilimpahkan kepada putra mantan presiden yang bernama Mahamat Idriss Deby.
Kelompok pemberontak tidak mengakui pelimpahan kekuasaan, begitu juga kelompok oposisi. Dalam konstitusi negara tersebut, setelah presiden meninggal maka kekuasaan dilanjutkan oleh Ketua parlemen selama 14 hari untuk membuat pemerintahan transisi.