Melansir dari AP News, Ukraina memberikan argumen dalam komplainnya bahwa Rusia bertanggung jawab atas berbagai aksi pelanggaran hak asasi manusia di Krimea. Di sisi lain, kelompok HAM Internasional juga menuding adanya beragam pelanggaran hak di Krimea, termasuk pembatasan kebebasan berekspresi, pertemuan secara damai, hujatan terhadap aktivis pro-Ukraina dan anggota komunitas Tatar Krimea.
Sebelumnya Rusia sudah menganeksasi Krimea pada 2014 dan menjadi pengambilalihan teritorial terbesar sejak Perang Dunia II. Bahkan aksi tersebut dilancarkan hanya berselang beberapa minggu usai Presiden Ukraina kala itu, Victor Yanukovych pergi ke Moskow untuk menghindari demo Maidan, dilansir dari Euronews.
Aksi tersebut dilakukan oleh kelompok bersenjata bernama little green men yang menguasai fasilitas penting dan tempat pengecekan di Krimea. Sebelumnya Putin juga menyangkal bahwa pasukan itu adalah Rusia, namun kemudian ia mengakuinya.
Pada bulan Maret, Rusia sudah menguasai seluruh semenanjung dan pada tanggal 16 Maret, Krimea melakukan referendum untuk bergabung dengan Rusia dengan hasil 96,7 persen bersedia untuk bergabung. Akan tetapi voting tersebut diketahui sengaja dimanipulasi.