Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Diego González)
Melansir BBC, Operasi Barkhane diluncurkan pada 2013 untuk membendung kemajuan pemberontak di Mali. Kemudian negara-negara lain dalam kemitraan ini adalah Niger, Chad, Burkina Faso, dan Mauritania.
Pada puncak Operasi Barkhane, ada 5.500 tentara Prancis yang berpartisipasi dalam misi tersebut. Saat ini sekitar 3 ribu tentara Prancis akan tetap berada di Niger, Chad, dan Burkina Faso.
Namun, sekarang kehadiran tentara Prancis tidak akan bertindak secara independen, melainkan dalam tindakan terkoordinasi dengan tentara nasional. Keberadaan para tentara ini tidak akan memiliki nama resmi, yang menunjukkan bahwa itu bukan lagi "operasi eksternal" seperti Barkhane.
Macron telah menyampaikan bahwa Prancis akan mengubah status, format, dan misi pangkalannya di Afrika.
"Intervensi kita harus lebih dibatasi waktu dan dari awal. Kami tidak ingin tetap terlibat untuk waktu yang tidak terbatas dalam operasi asing,” katanya.