Ilustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)
Melansir VOA News, Mali telah mengalami kekacauan sejak 2012, setelah kelompok teroris yang menggunakan nama Islam memberontak di wilayah utara negara itu dan sempat mengusai bagian utara.
Mali berhasil merebut kembali kontrol wilayah utara dengan dibantu oleh pasukan Prancis pada 2013, tapi pemberontakan masih terus berlanjut. Pada 2022, itu menjadi salah satu tahun paling mematikan dalam konflik.
Serangan terbaru kelompok teroris dilakukan pada hari Minggu, yang menyerbu pangkalan militer Mali di kota utara Tessit. Dalam serangan itu, menewaskan 21 orang, 17 tentara Mali dan empat warga sipil tewas.
Saat ini, kekerasan di Mali mengalami peningkatan di luar wilayah utara. Pada Juni, terjadi serangan oleh kelompok teroris di wilayah Mopti bagian tengah Mali, yang menyebabkan 132 warga sipil terbunuh.
Dalam bebeberapa bulan terakhir, serangan juga meningkat di wilayah selatan Mali. Pada Juli, kelompok teroris menyerang kota militer utama Mali, Kati, sekitar 15 kilometer dari utara Bamako.