Bendera Kanada. (Unsplash.com/Harry Grout)
Dilansir BBC, ketegangan dimulai setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada 18 September mengatakan badan intelijen negaranya sedang menyelidiki apakah agen pemerintah India terlibat dalam pembunuhan Nijjar, seorang warga negara Kanada. Nijjar ditembak mati oleh dua pria bersenjata bertopeng di luar kuil Sikh di British Columbia.
India bereaksi keras atas pernyataan tersebut, mengatakan Kanada sedang berusaha mengalihkan fokus dari teroris dan ekstremis Khalistan yang diberi perlindungan di sana. Nijjar telah ditetapkan sebagai teroris oleh India pada 2020.
Pemerintah India sering bereaksi tajam terhadap tuntutan separatis Sikh di negara-negara Barat yang menyerukan agar Khalistan memisahkan diri dari India. Gerakan Khalistan telah berhasil dipadamkan dengan kekerasan dan kini hanya memiliki sedikit resonansi di India, tapi masih populer di kalangan diaspora Sikh di negara-negara seperti Kanada, Australia, dan Inggris.
Pada Kamis, Trudeau di sela-sela Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, mengatakan dia tidak ingin memprovokasi India dengan tuduhan tersebut.
"Tidak diragukan lagi bahwa India adalah negara yang semakin penting dan negara yang perlu terus kita ajak kerja sama," kata Trudeau.
Trudeau belum menyampaikan bukti apapun yang mengaitkan india atas pembunuhan itu, ia justru meminta pejabat India untuk bekerja sama dalam penyelidikan pembunuhan tersebut.
“Hal ini telah kami sampaikan kepada pihak Kanada, menegaskan kepada mereka bahwa kami bersedia mempertimbangkan informasi spesifik apa pun yang diberikan kepada kami. Namun, sejauh ini kami belum menerima informasi spesifik seperti itu," kata Bagchi.