Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Maxim Hopman)
ilustrasi (Unsplash.com/Maxim Hopman)

Jakarta, IDN Times - Illia Kyva, mantan anggota dewan Ukraina yang dituduh pengkhianat, ditembak mati di dekat Moskow, ibu kota Rusia. Pada Rabu (6/12/2023), Komite Investigasi Rusia membuka penyelidikan dan memburu pelaku.

Dinas Intelijen Ukraina (SBU) memuji pembunuhan itu dan memperingatkan pengkhianat Ukraina lainnya akan bernasib sama.

Kyva sebelumnya adalah anggota parlemen Ukraina. Dia melarikan diri ke Rusia satu bulan sebelum invasi Moskow. Dia kerap mengkritik pemerintah Kiev secara terbuka di media daring dan di acara televisi Rusia.

1. Pernah berperang melawan separatis Ukraina

ilustrasi tank militer (Pexels.com/Mikhail Volkov)

Sebelumnya, Kyva pernah berjuang untuk Ukraina dan berperang melawan separatis yang didukung Rusia di Donetsk. Dia terpilih menjadi anggota parlemen pada 2019.

Kyva yang kini telah tewas, pernah dijatuhi hukuman 14 tahun penjara secara in absentia oleh pengadilan Ukraina karena tuduhan mengkhianatan dan hasutan melakukan kekerasan.

"Orang tak dikenal melepaskan tembakan ke arah korban dengan senjata tak dikenal. Pria itu meninggal di tempat karena luka-lukanya," kata Komite Investigasi Rusia, dikutip dari Al Jazeera.

Satu hari sebelum Rusia menyerang Ukraina, Kyva pernah mengatakan Ukraina dibanjiri oleh Nazisme dan perlu dibebaskan oleh Rusia.

2. Pengkhianat Ukraina akan bernasib sama

Juru bicara SBU Andriy Yusov, menyebut Kyva adalah salah satu pengkhianat dan kolaborator besar. Dia mengatakan, kematian mantan politikus itu Ukraina itu adalah keadilan.

"Kami dapat memastikan bahwa Kyva sudah selesai. Nasib seperti itu akan menimpa para pengkhianat Ukraina lainnya, serta antek rezim Putin," katanya dikutip dari The Guardian.

Tidak ada pengakuan resmi pelaku pembunuhan adalah pihak Ukraina. Akan tetapi insiden itu menunjukkan, Kiev memiliki aset yang di dalam wilayah Rusia.

Intelijen Rusia sebelumnya menyalahkan SBU berada di belakang pembunuhan Darya Dugina, putri seorang ideolog ultra-nasionalis Rusia. Mereka juga menuduh kematian Vladlen Tatarsky, seorang blogger militer terkemuka Rusia, dilakukan oleh SBU.

3. Kematian para pejabat Ukraina pro-Rusia

ilustrasi (Unsplash.com/Kedar Gadge)

Kyva pernah mencoba berkampanye untuk jadi presiden Ukraina pada 2019 tapi gagal. Ketika melarikan diri ke Rusia, dia menjadi narasumber tetap dalam acara televisi propaganda milik pemerintah Rusia.

Dilansir BBC, dia juga dilaporkan berencana mencari suaka politik di negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin tersebut.

Pada hari yang sama dengan kematian Kyva, politikus Oleg Popov pro-Rusia, dilaporkan tewas dalam pemboman mobil di kota Luhansk, Ukraina timur. Beberapa minggu sebelumnya, anggota parlemen Luhansk Mikhail Filiponenko, juga tewas dan Kiev mengklaim sebagai dalang dibalik pembunuhan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team