ilustrasi garis polisi (IDN Times/Mardya Shakti)
Hasil investigasi menunjukkan John menyewa lima kendaraan untuk misi mematikan tersebut, dan berkomunikasi dengan Vitelhomme Innocent, pemimpin geng, dan Miradieu Faustin, mantan pemimpin pemberontak. Dia juga menghadiri pertemuan di Florida Selatan dan Haiti dengan tersangka lainnya dan mencoba mendapatkan senjata dan amunisi untuk mereka.
Pada bulan April 2021, John bergabung dengan tersangka lain di kantor Counter Terrorist Security (CTU), sebuah perusahaan keamanan yang berbasis di Miami. Di sana, ia bertemu dengan CEO perusahaan Anthony Intriago, karyawan CTU lainnya, Arcangel Pretel Ortiz dan James Solages, dan Christian Emmanuel Sanon, seorang dokter AS keturunan Haiti yang bercita-cita menjadi presiden Haiti.
John juga menghadiri pertemuan lain bulan itu di kantor Worldwide Capital Lending Group milik Walter Veintemilla di Weston, yang menyediakan dana 173 dolar AS (Rp2,7 miliar) untuk renaca tersebut. Pihak lain yang menghadiri pertemuan tersebut adalah Ortiz, Intriago, Solages dan Sanon.
“Pada pertemuan tersebut, kelompok tersebut berbicara tentang peluang finansial untuk berinvestasi di Haiti setelah pemecatan Presiden Moise,” menurut pernyataan faktual John.
Mantan pejabat itu juga hadir dalam pertemuan di Haiti yang membahas operasi pembunuhan itu, termasuk satu pertemuan di rumah Jaar sehari sebelum pembunuhan. Mereka yang hadir adalah Solages, Rivera, Joseph Vincent, informan Badan Narkotika AS, dan Mario Antonio Palacios, komando Kolombia yang dituduh terlibat dalam penyerangan ke rumah presiden.
“Saat itu, Solages memberi tahu John dan orang lain yang hadir, secara substansial, bahwa operasi tersebut akan mengakibatkan pembunuhan Presiden Moise,” menurut pernyataan John.