Pembatasan ini telah menjadi topik hangat sejak dikeluarkan dokumen yang beredar di media sosial pada Oktober 2023. Dokumen tersebut diduga menjelaskan batasan-batasan yang dikenakan pada para imam terkait pembicaraan tentang isu-isu politik, termasuk konflik Israel-Hamas.
Meski Kementerian Urusan Islam Maroko menyatakan bahwa membahas penderitaan rakyat Palestina diperbolehkan, banyak aktivis merasa ada batasan tidak resmi yang tetap ada.
“Saya ingin mengecam upaya untuk mencegah imam berbicara tentang Palestina,” ujar Mounib dalam wawancara dengan Anfas Press.
Mounib menambahkan, ia tidak menyerukan agar imam mengajak jihad dari mimbar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada keinginan untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina, cara penyampaian pesan tersebut masih menjadi perdebatan.
Menteri Urusan Islam Ahmed Toufiq membantah klaim Mounib bahwa para imam dilarang membahas perang Israel-Hamas. Namun, ia mengakui adanya larangan untuk menyerukan jihad dalam konteks ini.
“Setiap imam yang membicarakan kebiadaban dan ketidakadilan dipersilakan, tetapi menyerukan jihad adalah hal yang berbeda,” ujarnya, dikutip dari KTVZ.